Rabu, 17 Oktober 2018

Perpisahan Oleh Siska Ayu


PERPISAHAN
Siska Ayu 


Kota Palu, kota yang dilanda gempa dan tsunami  adalah kota kelahiraanku. Tiga tahun lalu setelah tamat sekolah dasar, aku pindah dari kota itu mengikuti orang tuaku ke Sinjai. Asal mula leluhurku.

Siang itu aku mengunjungi Dian, Meri dan Susan dan mengabarkan kalau nanti sore ayahku akan mengantar kita jalan-jalan ke Palu Grand Mall (PGM) sekaligus sebagai perayaan hari perpisahan

Ayahku menjemput satu-persatu temanku dan kami berangkat setelah sore. Aku duduk di depan di samping ayahku yang menyetir, dan tiga temanku duduk di kursi tengah.

Sepanjang perjalanan menuju Mall yang jaraknya cukup jauh, aku dan teman-teman sesekali selfi di Dalam mobil.

Di dalam Mall, ayahku memilih tempat parkir lantai teratas. Aku turun dan melihat-lihat  pemandangan kota Palu sore hari dari ketinggian. Sangat indah.

Setelah itu kami masuk ke Mall yang sangat ramai. Sekedar lihat-lihat saja. Lalu kami ke restouran di lantai dua dan memesan makanan kesukaan masing-masing.

Setelah keluar dari restouran kami menelusuri Mall dan melihat bermacam-macam permainan yang indah dan canggih. Kami tidak tergoda dengan permainan itu. Kami lewat saja

Tak terasa waktu sudah petang. Aku keluar dan menemui ayahku diparkiran. ternyata mobil sudah  tak ada. Aku kembali masuk ke dalam Mall dan mencari ayahku.

Setelah lama mencari, hatiku terasa lega ketika bertemu ayahku. Aku mengira kalau kami ditinggalkan ternyata ayahku sholat magrib. Kami langsung naik ke mobil dan kembali ke rumah.

Malam itu kami berkumpul di rumah Meri, temanku terbaikku sejak kecil. Teman bermain, teman curhat. Suka duka kulalui bersama.

Keesokan harinya saat aku hendak meninggalkan kota Palu aku kembali ke rumah Meri ingin melampiaskan rasa sedihku. Aku tak tega berpisah dengan teman karibku itu. Aku memohon maaf atas kesalahanku padanya dan berjanji untuk tidak saling melupakan. Kami berpelukan dalam tagis perpisahan.

Aku kembali ke rumah dengan rasa sedih yang berkecamuk dalam hati. Anatara ia dan tidak karena hari ini hari dimana perpisahan itu akan terjadi .

Bayak tetangga yang datang ke rumahku membantu membereskan barang-barang  yang hendak dibawa serta.  mesin mobil dipanaskan.  barang-barang sudah dinaikkan ke mobil. Aku semakin sedih.

                Dian Meri dan Susan datang kerumah. Aku berusaha kuat menahan air mataku ketika ia datang membawa kado buatku. Kami berpelukan,berterima kasih dan saling berbagi perasaan. 

Mama menyuruhku naik ke mobil. Dengan berat hati aku  bersalaman dengan para tetangga dan teman-teman yang hadir.

Saat itu aku tak bisa menahan air mataku untuk tidak keluar. Aku masuk ke dalam mobil dengan hati berat. Mobil bergerak perlahan. Lambaian tangan teman temanku membuat air mataku semakin deras.  Aku benar-benar pergi meninggalkan kota yang punya kenangan banyak bersama-orang-orang yang pernah membuat hidupku lebih berwarna.

Aku menggeliat dipembaringan membayangkan bagaimana keadaan temanku itu sekarang. Apakah ia sehat-sehat saja atau sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar