MAIN BOLA
Rizal
Pagi hari burung- burung beterbangan dan bernyanyi. Sambil
bersiul menikmati udara segar aku pergi
mandi. Reski, Mus, Adil dan Boi sudah menunggu di depan rumah untuk pergi
memancing di sungai.
Aku bersama-sama pergi menggali cacing untuk dijadikan
umpan lalu berangkat dengan penuh semangat memperoleh ikan yang banyak. Tapi
pada saat kami sampai ternyata sudah ada yang mendahului karena pergi lebih awal
dari kami. Ternyata itu si Noval yang sombong dengan teman-temannya
“Hai Noval kenpa kamu maamancing di sini?” kata Reski.
“Memangnya kenapa kalau saya memancing di sini? Kalau mau
kita berkelahi saja untuk memperebutkan tempat ini.” Kata Novel sambil berdiri.
“Pasti saya yang menang karena kau lemah dan kurus dan kau
Riski, bukanlah tandinganku”
Saya sangat kesal
dan mencoba menyabarkan hati.
“Ayo Reski kita pergi saja tak usah dipeduli” kataku sambil
menarik tangan Reski.
“Pergi sana! Saya juga tak mau melihat wajah kalian” usir
Noval.
Kami mengalah dan mencari tempat yang lain untuk memancing.
siang hari udara sangat panas. Tak sedikit pun awan menghalangi
matahari untuk memanggangku dan membuatku lebih coklat lagi.
Aduh udaranya sangat panas, kita pulang saja” Kaluh Mus.
“Baiklah, kita pulang saja baru kita pergi berenang di
sungai” kataku
Setelah agak penat bermain-main dan berenang di sungai, muncul lagi si Noval dan
kawan-kawannya. Ia kembali mengusir kami sambil melemparkan batu ke sungai.
“Hei kalian semua! Ayo naik, saya mau berenang” Teriak
Noval dari pinggir sungai.
“Kalau mau berenang, berenang saja. Tak usah mengusir kami”
si Riski menantang..
“Kamu menantang saya?” Noval kembali berteriak.
“Hei, hei tak usah bertengkar Riski. Kita pulang saja. Ini
kan sudah sore lebih baik kita pergi bermain bola.” Ajak si Boi.
Sedang asyik-asyiknya bermain bola muncul si Noval
menantang kami untuk bertanding.
“Hei kurus! Ayo kita bertanding lima lawan lima” Tantang si
Noval.
“Kalau mau menatang-menantang saja tak usah mengejek saya”
kata reski dengan marah.
“Oke, oke tak usah marah. Sudah sore tak ada mobil pemadam
untuk memadamkan kemarahanmu itu.
Reski mengalah “Baiklah, kalau begitu yang kalah jangan
menagis” kata Reski dengan menantang.
Bertandingan
berjalan seru. Lima lawan lima. Setelah aku mencetak gol Noval berteriak
“Opside!”
“Hei, apa yang Opside. Dasar curang!” kata Reski.
“Memangnya kenapa. Kamu ingin mengajak saya berkelahi?”
tantang Noval tak mau kalah.
Keduanya saling mengejek dan akhirnya bertengkar.
Kami berusaha melerai tapi tak berhasil. Untungnya Pak Edi
melihat kejadian itu. Ia pun melerai keduanya “Kenapa bertengkar? Sudah! Sudah.
Persoalan sedikit saja dipertengkarkan”
Reski dan noval menangis.
“Kita bertanding lagi besok pagi” teriak Pak Edi “Aku jadi
wasitnya.Yang kalah meminta maaf pada yang menang”.
Kami semua setuju dan pulang ke rumah masing-masing..
Pagi hari setelah kami berkumpul di lapangan, pertandingan
dimulai. Pak Edi jadi wasitnya. Reski dan Noval bermain dengan adil dan jujur
karena Pak Edi yang mengawasinya. Kedudukan terakhir 3-2 untuk tim Reski. Kami
bersorak gembira.
Dengan berat hati si
Noval menerima kekalahannya. Kami saling bersalaman dan memaafkan.
“Reski, maafkan saya karena sudah meremehkanmu karena kamu
kurus. Ternyata prasangka saya salah. ternyata kamu lincah bermain bola” kata
Noval dengan menunduk malu. Tak berani menatap wajah Reski.
“Baiklah, saya memaafkan kamu asal kamu tidak mengejek saya
dan seluruh teman saya.” Kata reski “Mulai saat ini kita bertemanan.”
Keduanya
berpelukan.
Kami
melanjutkan permainan bola tanpa persaingan lagi. Noval dan Reski sudah akrab
dan saling bercanda-canda. Saya sangat senang karena tidak ada lagi masalah dan
permusuhan di Tim kami. Hari mulai gelap saya dan teman pulang ke rumah
masing-masing dan pergi membersihkan badan di sumur.
Malam
hari saya menceritakan semua kejadian hebat dari kemarin hingga sore ini. Ibu
saya tertawa terbahak-bahak mendengar ceritaku.
Aku
pergi tidur dengan rasa senang karena besok kami dapat memancing berenang dan
bermain bola bersama mengisi hari libur tanpa ada permasalahan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar