Masa-masa di Sekolah Dasar
Nazifatul Qalbi
Di masa kecilku aku punya teman
bernama Retya Citra. Dipanggil Citra. Dia teman terbaikku. Aku berteman mulai
dari PAUD sampai sekarang.
Diwaktu SD, aku selalu bermain
bersama, pergi sekolah bersama-sama dan pulang pun bersama-sama.
Jika kupulang bersama, dijalanan
kuceritakan hal lucu. pernah aku menceritakan sebuah serial sinetron yang
berjudul “Tukang Bubur Naik Haji”. Kuceritakan seseorang yang berperan sebagai
Pak Tebong.
Saat kusebutkan Pak Tebong, Citra
tertawa terbahak-bahak sampai-sampai ia tidak bisa menahan tawanya selama tiga
hari tiap kali menyebut nama Pak Tebong. Ia selalu memintaku menceritakan peran
Pak Tebong tiap kali jalan bersama.
Sewaktu kelas 4 aku satu kelas
dengan Jihan, Ines,Isti, Nining dan Tari.
Jihan adalah siswa terpandai di
kelasku. Ines dan Isti sama-sama punya prestasi dalam mata pelajaran matematikan dan Bahasa Indonesia.
Aku senang punya teman seperti dia.
Bulan Oktober terjadi pertengkaran antara
Citra dan Jihan.
Dia bertengkar karena dalam
persahabatan Jihan membentuk nama persahabatan, yaitu INJI yang berarti
Ines,Nining, Jihan, Isti. Citra sangat
tertekan dia merasa bahwa dirinya tak dianggap teman mereka karena namanya tidak
tercantum dalam nama grup itu.
Jihan dan Citra adu mulut. Aku menarik Citra agar tak terjadi
pertengkaran lagi.
"Tak usah diambil hati. Namaku
juga tidak tercantun dalam grup itu” kataku pada Citra.
Citra menerima usulku tapi Jihan
menganggapku memihak pada Citra. Akibatnya, pertemananku dengan Jihan hancur.
Aku pun berteman bersama Citra
apapun masalahnya aku tidak akan pernah
menghapus Citra dari daftar persahabatanku.
Seminggu berlalu setelah
pertengkaran keduanya masih saja tidak aku. Aku pernah berkata kepada Citra aku
tak akan menemani dia kalau bukan dari perintahnya.
Citra memberitahu ibunya kalau
dia bertengkar dengan Jihan karena Citra menganggap dirinya tidak dihargai. Ibu
citra sangat marah. Ibu Citra menelepon Jihan dan memarahinya begitu pula
dengan Ines dia pun ikut dimarahi oleh Ibunya Citra.
Menjelang libur Citra mengabariku
kabar kalau dia hendak ke Balikpapan. Citra meminta izin pada Ibu Wali Kelas
untuk perjalanan seminggu.
Hari Minggu citra pergi hari Senin,
aku sendirian tidak ada yang menemaniku. Tapi mungkin Jihan, Ines dan Nining
kasihan kepadaku. Dia menemuiku. Aku
berteman kembali dan meminta maaf pada mereka. mereka memaafkanku.
“Jangan beritahu Citra kalau kita
sudah berteman kembali” Bisik Jihan.
Seminggu setelah Citra pergi ke
Balikpapan dia pun kembali pulang dengan membawa oleh-oleh untukku. Cemilan dan
ikat rambut yang sama dengan miliknya.
Dua hari setelah Citra pulang, Citra kembali berteman dengan Jihan, Nining,
Ines dan Isti. Aku tidak tahu bagaimana awal mulanya. Hatiku sangat senang
melihat mereka akur kembali. Setelah itu kami semua menghitung berapa hari kami
tidak berteman. Ternyata satu bulan.
Kami berpegangan tangan dan
berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Di kelas 6, wali kelasku bernama Pak Rasyid. Pak Rasyid
adalah ayahnya Jihan Nabila Isma. Saat ada lomba Olimpiade Sains Nasional, Ines terpilih lomba Olimpiade
Matematika dan Jihan Lomba IPA. Jihan berhasil keluar sebagai juara II dan Ines
sebagai juara I. Ines mewakili kabupaten dalam Lomba Matematika.
Kami ikut senang dengan prestasi
kedua temanku itu.
Sambil duduk-duduk di bawah pohon
ketapang di sudut pekarangan sekolah, kami saling berbagi perasaan kalau tak
lama lagi akan berpisah, kami sedih sekaligus senang menunggu pelaksanaan Ujian
Nasional.
Lama hari kujalani, hari Ujian Nasional pun tiba.
Kujalani ujian dengan bersungguh-sungguh dan hasilnya kami semua lulus. Aku
senang tapi aku pun sedih karena akan berpisah dengan teman-teman. Aku senang
punya teman seperti mereka, saling membantu, saling menghargai satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar