Senin, 17 Oktober 2016

TEMAN TAPI MESRAH


TEMAN TAPI MESRAH

 Nurul Aulia

Senin itu, Sofyan lebih pagi dari biasanya. Ia percepat langkahnya untuk menemui Karin. Gadis bermata bulat yang sudah lama jadi incerannya. Sofyan ingin menembak Karin sebelum upacara bendera dimulai.
Sofyan berbegas ke kelas Karin dan menemuinya sedang berdiri di pintu masuk. Sofyan mendekat dan mengatakan cintanya pada Karin.

Karin spontan menerima lamaran itu.

Peristiwa lamar- melamar ini tersebar luas pada upacara bendera pagi itu. Lia yang  diam-diam jatuh hati pada Sofyan membisiki Karin kalau Dira sering selvi sama Sofyan. Wajah putih Karin berubah merah.
 
“Kamu ada hubungan apa dengan Sofyan?” Tanya pada jam istirahat dengan wajah gelisah.

“Saya dan Sofyan teman biasa. Kamu tak usah khawatir” jawab dira dengan tenang di depan kantin sekolah.

“Terus, apa maksud kamu selvi-selvian sama Sofyan?” Tanya Karin

“Karin, itu Cuma photo biasa. Lagian saya dan Sofyan kan berteman udah lama. Jadi ngak ada salahnya dong kalau kami photo bareng. Lagi pula saya photo sama dia  sebelum kalian jadian. Jadi kamu tak usah jadikan masalah baru. Ucap Dira.

Karin menerima alasan Dira, wajah Karin berubah netral “Okelah sekarang lebih baik kau pergi” kata Karin sambil masuk kantin.

Seminggu berlalu, Ternyata Sofyan tahu kalau Karin memarahi Dira

“Dira, Maaf yah atas perlakukan Karin ke kamu.

“Ngak apa-apa Sof, lagian dia Cuma salah paham” 

“Tapi aku ngak enak sama kamu” kata Sofyan dengan nada bersalah.

“Sudahlah Sof, kamu tak usah pikir itu lagi.  Itu sudah berlalu” jawab Dira dengan tenang.

Malam itu Dira menemani kakaknya Alifa ke rumah temannya di jalan Pendidikan. Ternyata Sofyan dan teman-temannya ada di rumah itu.

“Ngapain di sini” selidik Sofyan.

“Saya temani Alifa kerja tugas dengan temannya”

“Eh, kamu pake BBM kamu yang mana? Tanya Sofyan.

”Diradiananisa. eh. Kamu sudah blokir saya di facebook ya.” Tuduh Dira

“Aku tak tahu. Mungkin Karin yang blokir kamu” Sofyan kembali duduk “Tapi saya udah putus sama dia”

“Lho, kok kamu bisa putus? Singkat amat” Selidik Dira.

“Aku sudah capek dengan sifat dia yang egois. Dia juga menduakan aku” jawab Sofyan dengan wajah terpuruk.

“Kamusih  pilih cewek tidak selidiki sifat aslinya terlebih dulu. Sekarang nyesal kan?” Ujar Dira

“Ah. Sudahlah. Lagian masih banyak cewek di luar sana dan masih ada kamu juga kan?”

“Saya mah selalu ada buat kamu” ujar Dira menggombal balik.

Pertemuan itu berlalu begitu saja karena Alifa sudah selesai dengan tugas-tugasnya.

Di rumah HP Dira bordering.

“Dira, aku nyaman deh bisa chat dengan kamu. Aku sayang sama kamu, tapi aku tak ingin kehilangan kamu. Kalau aku ngajak kamu pacaran, suatu saat mungkin kita akan berpisah. Dan mungkin kita akan musuhan. Jadi aku putusin agar kita TTM saja. Kau mau kan jadi TTM ku?”

Dira segera membalasnya dan mengatakan “Iya Sof, saya setuju  dengan apa yang kamu katakan tapi kenapa kamu ingin saya jadi TTMmu?”

“Karena kamu beda dengan yang lain. Beda dengan mantan-mantanku. Sifat kamu baik. Pokoknya aku merasa bahagia bisa mengenal kamu” Gombal Sofyan

“Ah, kamu ada ada saja..  Tapi kan mukaku jelek beda dengan mantan-mantan kamu.”

“Untuk apa cantik kalau sifatnya jelek. Beda dengan kamu. Sudah cantik, baik pula.”

“Kamu jangan puji-puji saya terus. Bisa-bisa  saya melayang ke udara nantinya” jawab Dira

“Ohhh.. sayang Dira”

“Ohhh.. sayang Sofyan

****

Dira, demikian gadis itu itu dipanggil, gadis periang yang sangat ramah dan ceria sehingga teman-teman sekolahnya di SMPN 4 Sinjai Timur suka padanya.

Sofyan teman karib  Dira yang beralamat tinggal di jalan Pendidikan, mencegat Dira sepulang sekolah siang itu.

Dira menghentikan langkah dan membalikkan tubuhnya. “Ada apa sof?”

“Sebentar sore kamu ada job tidak?”

“hmmm.” Dira berpikir sejenak “Sepertinya tidak ada. Enangnya kenapa? Dira balik bertanya

“Aku ingin mengajak kamu ke hutan Mangrove. Kamu mau tidak? Ajak sofyan

“Ya boleh, lagian saya bosan di rumah terus”

“Baiklah aku akan menjemputmu nanti sore” Kata Sofyan

“Iya.. yah sudah. Aku mau pulang” ujar Dira

”Iya hati-hati di jalan”

Sofyan merasa senang luar biasa. Dira bersedia menemani mereka main-main ke hutang mangrove.

Pada waktu yang tepat, Sofyan mengetuk pintu rumah Dira . sedetik terasa lama menunggu TTMnya keluar. Gadis berwajah oval itu akhirnya keluar juga. Stelah celana jean dipadu  kaos kotak-kotak  menambah nilainya dimata Sofyan. Kedua remaja itu berboncengan motor kearah timur Kabupaten Sinjai.

Setengah jam berlalu sampailah mereka di sebuah tepian laut dengan jejeran dan rimbunan hutan bakau yang tertata alami, pesisir laut Tongke-Tongke menampakkan keindahan panorama alam serta ribuan kelelawar yang bergelantungan menebarkan aroma khas. 

Pada tahun 1993   dalam pengembangan dan penghijauan pesisir, melalui Pak Tayeb salah seorang penanaman bakau mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Presiden Soeharto, karena atas kerja keras dan keuletannya menyelamatkan biota laut dan keaneka ragaman hayati yang tersimpan rapi dipesisiran Tongke-Tongke, 

Pak Tayeb telah berhasil memancing para pihak peneliti bahkan  investor luar untuk memberikan asumsi dan kerja sama pengelolaan dengan melihat keadaan marfologi laut yang diikuti sumber daya alam kepariwisataan. Sehingga sampai sekarang kawasan mangrove ini dijadikan sebagai kunjungan wisatawan yang terbukti banyak di minati oleh kalangan mancanegara. Desa Tongke-Tongke dengan kekayaan hutan bakaunya lebih dikenal dengan laboratorium bakau Sulawesi Selatan

Hutan bakau yang memiliki luas areal 786 Ha, yang dikembangkan dengan swadaya dan budidaya masyarakat secara murni. Sebuah jalan kayu yang telah permanent sepanjang 250 m dengan fasilitas shelter serta villa terapung telah dibangun sehingga dengan leluasa kita dapat melihat hutan bakau itu sampai ke pesisir laut.

Pohon-pohon bakau keabuan berjejer rapi  menyundul berlomba muncul kepermukaan menengadah langit biru membuatnya semakin unik.

Tak henti-hentinya Dira dan Sofyan memotret pohon-pohon dengan keunikan sendiri-sendiri. Semilir angin laut yang menghembus perlahan mempermalas kedua remaja itu beranjak dari jembatan kayu.

Dira melirik jam tangannya “Sof, sepertinya hari kian sore. Bagaimana kalau kita pulang saja’ Pinta Dira

“Iya lagian kita sudah kelamaan di sini”

Keduanya remaja itu bergandengan tangan menuju keparkiran lalu melaju pergi.

“Dir, besok kita pulang bareng ya” kata sofyan setelah melewati jalan beraspal.

“Kamu mau antar aku pulang ke rumah?” Tanya Dira

“Iya, kamu mau kan?” Pinta sofyan

“Terus, motor saya bagaimana? kau mau bonceng juga?” kata Dira diiringi tawa lepas.

“Oy..iya, ya! Sudahlah, lain kali kalau kamu ngak naik motor ke sekolah. Biar aku yang antar pulang, yah?”

“Oke deh Bos.” Jawab Dira.

Motor bebek itu berbelok masuk ke pekarangan rumah Dira.

          “Sampai besok” kata Sofyan sambil membalik motor merahnya

           “Sampai besok” jawab Dira melambaikan tangan.

Kedua remaja itu berpisah dengan  sebuah senyun yang masih tersisa di sudut bibirnya, Hari kian senja. Menyisakan bau parfum Sofyan. Dengan lincah,Dira membuka pintu rumahnya dengan sebuah salam ringan.” Assalamu alaikum”.
                                                                                                              Sinjai, 5 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar