TEMAN
TAPI MESRAH
Nurul Aulia
Senin
itu, Sofyan lebih pagi dari biasanya. Ia percepat langkahnya untuk menemui
Karin. Gadis bermata bulat yang sudah lama jadi incerannya. Sofyan ingin
menembak Karin sebelum upacara bendera dimulai.
Sofyan
berbegas ke kelas Karin dan menemuinya sedang berdiri di pintu masuk. Sofyan
mendekat dan mengatakan cintanya pada Karin.
Karin
spontan menerima lamaran itu.
Peristiwa
lamar- melamar ini tersebar luas pada upacara bendera pagi itu. Lia yang diam-diam jatuh hati pada Sofyan membisiki
Karin kalau Dira sering selvi sama Sofyan. Wajah putih Karin berubah merah.
“Kamu
ada hubungan apa dengan Sofyan?” Tanya pada jam istirahat dengan wajah gelisah.
“Saya
dan Sofyan teman biasa. Kamu tak usah khawatir” jawab dira dengan tenang di
depan kantin sekolah.
“Terus,
apa maksud kamu selvi-selvian sama Sofyan?” Tanya Karin
“Karin,
itu Cuma photo biasa. Lagian saya dan Sofyan kan berteman udah lama. Jadi ngak
ada salahnya dong kalau kami photo bareng. Lagi pula saya photo sama dia sebelum kalian jadian. Jadi kamu tak usah
jadikan masalah baru. Ucap Dira.
Karin
menerima alasan Dira, wajah Karin berubah netral “Okelah sekarang lebih baik
kau pergi” kata Karin sambil masuk kantin.
Seminggu
berlalu, Ternyata Sofyan tahu kalau Karin memarahi Dira
“Dira,
Maaf yah atas perlakukan Karin ke kamu.
“Ngak
apa-apa Sof, lagian dia Cuma salah paham”
“Tapi
aku ngak enak sama kamu” kata Sofyan dengan nada bersalah.
“Sudahlah
Sof, kamu tak usah pikir itu lagi. Itu
sudah berlalu” jawab Dira dengan tenang.
Malam
itu Dira menemani kakaknya Alifa ke rumah temannya di jalan Pendidikan.
Ternyata Sofyan dan teman-temannya ada di rumah itu.
“Ngapain
di sini” selidik Sofyan.
“Saya
temani Alifa kerja tugas dengan temannya”
“Eh,
kamu pake BBM kamu yang mana? Tanya Sofyan.
”Diradiananisa.
eh. Kamu sudah blokir saya di facebook ya.” Tuduh Dira
“Aku
tak tahu. Mungkin Karin yang blokir kamu” Sofyan kembali duduk “Tapi saya udah
putus sama dia”
“Lho,
kok kamu bisa putus? Singkat amat” Selidik Dira.
“Aku
sudah capek dengan sifat dia yang egois. Dia juga menduakan aku” jawab Sofyan
dengan wajah terpuruk.
“Kamusih pilih cewek tidak selidiki sifat aslinya terlebih
dulu. Sekarang nyesal kan?” Ujar Dira
“Ah.
Sudahlah. Lagian masih banyak cewek di luar sana dan masih ada kamu juga kan?”
“Saya
mah selalu ada buat kamu” ujar Dira menggombal balik.
Pertemuan
itu berlalu begitu saja karena Alifa sudah selesai dengan tugas-tugasnya.
Di
rumah HP Dira bordering.
“Dira,
aku nyaman deh bisa chat dengan kamu. Aku sayang sama kamu, tapi aku tak ingin
kehilangan kamu. Kalau aku ngajak kamu pacaran, suatu saat mungkin kita akan
berpisah. Dan mungkin kita akan musuhan. Jadi aku putusin agar kita TTM saja.
Kau mau kan jadi TTM ku?”
Dira
segera membalasnya dan mengatakan “Iya Sof, saya setuju dengan apa yang kamu katakan tapi kenapa kamu
ingin saya jadi TTMmu?”
“Karena
kamu beda dengan yang lain. Beda dengan mantan-mantanku. Sifat kamu baik.
Pokoknya aku merasa bahagia bisa mengenal kamu” Gombal Sofyan
“Ah,
kamu ada ada saja.. Tapi kan mukaku
jelek beda dengan mantan-mantan kamu.”
“Untuk
apa cantik kalau sifatnya jelek. Beda dengan kamu. Sudah cantik, baik pula.”
“Kamu
jangan puji-puji saya terus. Bisa-bisa
saya melayang ke udara nantinya” jawab Dira
“Ohhh..
sayang Dira”
“Ohhh..
sayang Sofyan
****
Dira,
demikian gadis itu itu dipanggil, gadis periang yang sangat ramah dan ceria
sehingga teman-teman sekolahnya di SMPN 4 Sinjai Timur suka padanya.
Sofyan
teman karib Dira yang beralamat tinggal
di jalan Pendidikan, mencegat Dira sepulang sekolah siang itu.
Dira
menghentikan langkah dan membalikkan tubuhnya. “Ada apa sof?”
“Sebentar
sore kamu ada job tidak?”
“hmmm.”
Dira berpikir sejenak “Sepertinya tidak ada. Enangnya kenapa? Dira balik
bertanya
“Aku
ingin mengajak kamu ke hutan Mangrove. Kamu mau tidak? Ajak sofyan
“Ya
boleh, lagian saya bosan di rumah terus”
“Baiklah
aku akan menjemputmu nanti sore” Kata Sofyan
“Iya..
yah sudah. Aku mau pulang” ujar Dira
”Iya
hati-hati di jalan”
Sofyan
merasa senang luar biasa. Dira bersedia menemani mereka main-main ke hutang
mangrove.
Pada
waktu yang tepat, Sofyan mengetuk pintu rumah Dira . sedetik terasa lama
menunggu TTMnya keluar. Gadis berwajah oval itu akhirnya keluar juga. Stelah
celana jean dipadu kaos kotak-kotak menambah nilainya dimata Sofyan. Kedua remaja
itu berboncengan motor kearah timur Kabupaten Sinjai.
Setengah
jam berlalu sampailah mereka di sebuah tepian laut dengan jejeran dan rimbunan hutan
bakau yang tertata alami, pesisir laut Tongke-Tongke menampakkan keindahan
panorama alam serta ribuan kelelawar yang bergelantungan menebarkan aroma khas.
Pada tahun 1993 dalam
pengembangan dan penghijauan pesisir, melalui Pak Tayeb salah seorang penanaman
bakau mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Presiden Soeharto, karena atas
kerja keras dan keuletannya menyelamatkan biota laut dan keaneka ragaman hayati
yang tersimpan rapi dipesisiran Tongke-Tongke,
Pak Tayeb telah
berhasil memancing para pihak peneliti bahkan investor luar untuk memberikan asumsi dan
kerja sama pengelolaan dengan melihat keadaan marfologi laut yang diikuti
sumber daya alam kepariwisataan. Sehingga sampai sekarang kawasan mangrove ini
dijadikan sebagai kunjungan wisatawan yang terbukti banyak di minati oleh
kalangan mancanegara. Desa Tongke-Tongke dengan kekayaan hutan bakaunya lebih
dikenal dengan laboratorium bakau Sulawesi Selatan
Hutan bakau yang
memiliki luas areal 786 Ha, yang dikembangkan dengan swadaya dan budidaya
masyarakat secara murni. Sebuah jalan kayu yang telah permanent sepanjang 250 m
dengan fasilitas shelter serta villa terapung telah dibangun sehingga dengan
leluasa kita dapat melihat hutan bakau itu sampai ke pesisir laut.
Pohon-pohon
bakau keabuan berjejer rapi menyundul
berlomba muncul kepermukaan menengadah langit biru membuatnya semakin unik.
Tak
henti-hentinya Dira dan Sofyan memotret pohon-pohon dengan keunikan
sendiri-sendiri. Semilir angin laut yang menghembus perlahan mempermalas kedua
remaja itu beranjak dari jembatan kayu.
Dira
melirik jam tangannya “Sof, sepertinya hari kian sore. Bagaimana kalau kita
pulang saja’ Pinta Dira
“Iya
lagian kita sudah kelamaan di sini”
Keduanya
remaja itu bergandengan tangan menuju keparkiran lalu melaju pergi.
“Dir,
besok kita pulang bareng ya” kata sofyan setelah melewati jalan beraspal.
“Kamu
mau antar aku pulang ke rumah?” Tanya Dira
“Iya,
kamu mau kan?” Pinta sofyan
“Terus, motor saya bagaimana? kau mau bonceng juga?” kata Dira diiringi tawa lepas.
“Oy..iya,
ya! Sudahlah, lain kali kalau kamu ngak naik motor ke sekolah. Biar aku yang
antar pulang, yah?”
“Oke
deh Bos.” Jawab Dira.
Motor
bebek itu berbelok masuk ke pekarangan rumah Dira.
“Sampai besok” kata
Sofyan sambil membalik motor merahnya
“Sampai besok” jawab
Dira melambaikan tangan.
Kedua
remaja itu berpisah dengan sebuah senyun
yang masih tersisa di sudut bibirnya, Hari kian senja. Menyisakan bau parfum
Sofyan. Dengan lincah,Dira membuka pintu rumahnya dengan sebuah salam ringan.”
Assalamu alaikum”.
Sinjai, 5 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar