Selasa, 18 Oktober 2016

CINTA ANAK SEKOLAHAN Karya Agam Maulana Risky



CINTA ANAK SEKOLAHAN


Agam Maulana Rizky IXa

            Nongkrong di taman bersama teman-teman,  dua anak bergandengan tangan  melintas di trotoar .  Aku menutup wajahku sambil tersenyum malu mengenang masa ketika aku masih kelas VI sekolah dasar.

*** 

Pagi itu aku berangkat sekolah seperti hari-hari biasanya. Aku menyiapkan sendiri bajuku yang hendak kupakai. Aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Saat itu hari Senin, ada upacara penaikan bendera. Aku sedikit terlambat. Aku mempercepat langkahku.

Memasuki gerbang sekolah, aku melihat seorang siswa baru diantar oleh orang tuanya.

Aku tak sengaja bertatapan mata dengan siswa baru itu. Tak lama, mungkin tiga detik. Dia tersenyum dan aku membalas senyumnya.  Lesung pipinya yang manis. 

Setelah itu aku bergegas menaruh tasku dan lari menuju lapangan upacara.

Aku mengendap-endap untuk memasuki barisan kelasku. Aku berada di barisan terakhir.

Usai upacara, aku dan teman-temanku kembali ke kelas. Karena sesudah upacara guru kami mengadakan rapat, itulah kesempatanku untuk ke kantin.

Di kantin aku memulai percakapan dengan teman. “Tadi pagi, pas aku masuk pintu gerbang, ada siswa baru yang cantik, manis dan bodinya seksi” kataku sambil ketawa.

Aku penasaran dengan siswa baru itu tapi tiba-tiba lonceng berbunyi. Kami pun bersama-sama memasuki kelas.

Pada jam istirahat, tiba masa untuk pergi lagi ke kantin. Di sekolahku ada dua kantin. Satu kantin dekat kelas  4, 5, dan 6. Satu kantin lagi dekal kelas 1, 2, dan 3. Aku pergi di kantin dekal kelas 4, 5, 6.

Di saat aku duduk di kantin itu, aku melihat siswa baru tadi.dari kejauhan ia tampak sangat cantik. Aku pun memberitahukan kepada temanku agar menemaniku berkenalan tapi temanku tidak mau. Katanya “Makan dulu. Kalau sudah makan aku temani” Akupun menunggu sampai selesai makan.

Selesai makan aku memberanikan diri untuk berkenalan dengan dia. Tapi sebelum dia menjawabnya lonceng berbunyi. Ia pun masuk ke kelasnya. Ternyata kelas dia di kelas 5 yang jaraknya sedikit jauh dari kelasku.

Setiap sore kelas 6 dan kelas 5 les. Di saat les, aku bertemu dengan siswa baru itu di bersama teman sekelasnya. Aku jalan sendiri. Aku pun menghampirinya dan berusaha berkenalan.

Nama kamu siapa?

Dia menjawab dengan sedikit malu “Namaku Maya.”

“Sudah kelas berapa Maya?” walau pun aku sudah tahu ia kelas berapa.

“Aku kelas 5”

“Boleh minta nomor kamu, ngak.?”

“Iya ,Boleh.”

“Nama Panjangnya siapa.?”

“Maya Safitri.”

Saat malam, aku meneleponnya dan mengajaknya ketemuan, aku menjemputnya jalan-jalan. Kami berdua berhenti di Lapnas. Disitu aku mulai pendekatan. Ternyata dia pindahan dari Balikpapan.

Aku memberanikan diri bertanya “ Sudah punya pacar?”

“Belum”

Itu adalah kesempatan bagiku untuk menembaknya.

Seesoknya di sekolah aku berencana menembaknya. Saat jam istirahat tiba, aku menemuinya di depan kelasnya. Aku menyatakan perasaanku padanya. Ia menjawabnya dengan sedikit malu dan wajah kemerah-merahan karena dilihat oleh teman-temanku “Ya, aku juga mau jadi pacar kamu.”

Lalu ia segera masuk ke kelasnya. Mungkin malu dilihat banyak orang.

Banyak temanku yang iri padaku karena aku bisa diterimanya. Teman perempuanku bilang “Masak kakak kelas pacaran sama adik kelas.”

Aku pun menjawab “Apa salahnya pacaran sama adik kelas. Yang penting sama-sama suka dan cocok.”

Aku pun merasa bahagia.dengan Maya kami sering pergi berduaan.

Peristiwa itu berakhir dengan sendirinya  saat aku tamat SD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar