CINTA
ANAK SEKOLAHAN
Agam
Maulana Rizky IXa
Nongkrong
di taman bersama teman-teman, dua anak
bergandengan tangan melintas di trotoar
. Aku menutup wajahku sambil tersenyum
malu mengenang masa ketika aku masih kelas VI sekolah dasar.
***
Pagi itu aku berangkat
sekolah seperti hari-hari biasanya. Aku menyiapkan sendiri bajuku yang hendak
kupakai. Aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Saat itu hari Senin, ada
upacara penaikan bendera. Aku sedikit terlambat. Aku mempercepat langkahku.
Memasuki gerbang
sekolah, aku melihat seorang siswa baru diantar oleh orang tuanya.
Aku tak sengaja
bertatapan mata dengan siswa baru itu. Tak lama, mungkin tiga detik. Dia
tersenyum dan aku membalas senyumnya.
Lesung pipinya yang manis.
Setelah itu aku
bergegas menaruh tasku dan lari menuju lapangan upacara.
Aku mengendap-endap
untuk memasuki barisan kelasku. Aku berada di barisan terakhir.
Usai upacara, aku dan
teman-temanku kembali ke kelas. Karena sesudah upacara guru kami mengadakan
rapat, itulah kesempatanku untuk ke kantin.
Di kantin aku memulai
percakapan dengan teman. “Tadi pagi, pas aku masuk pintu gerbang, ada siswa baru
yang cantik, manis dan bodinya seksi” kataku sambil ketawa.
Aku penasaran dengan
siswa baru itu tapi tiba-tiba lonceng berbunyi. Kami pun bersama-sama memasuki
kelas.
Pada jam istirahat,
tiba masa untuk pergi lagi ke kantin. Di sekolahku ada dua kantin. Satu kantin
dekat kelas 4, 5, dan 6. Satu kantin
lagi dekal kelas 1, 2, dan 3. Aku pergi di kantin dekal kelas 4, 5, 6.
Di saat aku duduk di
kantin itu, aku melihat siswa baru tadi.dari kejauhan ia tampak sangat cantik.
Aku pun memberitahukan kepada temanku agar menemaniku berkenalan tapi temanku
tidak mau. Katanya “Makan dulu. Kalau sudah makan aku temani” Akupun menunggu
sampai selesai makan.
Selesai makan aku
memberanikan diri untuk berkenalan dengan dia. Tapi sebelum dia menjawabnya
lonceng berbunyi. Ia pun masuk ke kelasnya. Ternyata kelas dia di kelas 5 yang
jaraknya sedikit jauh dari kelasku.
Setiap sore kelas 6 dan
kelas 5 les. Di saat les, aku bertemu dengan siswa baru itu di bersama teman
sekelasnya. Aku jalan sendiri. Aku pun menghampirinya dan berusaha berkenalan.
Nama kamu siapa?
Dia menjawab dengan
sedikit malu “Namaku Maya.”
“Sudah kelas berapa
Maya?” walau pun aku sudah tahu ia kelas berapa.
“Aku kelas 5”
“Boleh minta nomor
kamu, ngak.?”
“Iya ,Boleh.”
“Nama Panjangnya
siapa.?”
“Maya Safitri.”
Saat malam, aku
meneleponnya dan mengajaknya ketemuan, aku menjemputnya jalan-jalan. Kami
berdua berhenti di Lapnas. Disitu aku mulai pendekatan. Ternyata dia pindahan
dari Balikpapan.
Aku memberanikan diri
bertanya “ Sudah punya pacar?”
“Belum”
Itu adalah kesempatan
bagiku untuk menembaknya.
Seesoknya di sekolah
aku berencana menembaknya. Saat jam istirahat tiba, aku menemuinya di depan
kelasnya. Aku menyatakan perasaanku padanya. Ia menjawabnya dengan sedikit malu
dan wajah kemerah-merahan karena dilihat oleh teman-temanku “Ya, aku juga mau
jadi pacar kamu.”
Lalu ia segera masuk ke
kelasnya. Mungkin malu dilihat banyak orang.
Banyak temanku yang iri
padaku karena aku bisa diterimanya. Teman perempuanku bilang “Masak kakak kelas
pacaran sama adik kelas.”
Aku pun menjawab “Apa
salahnya pacaran sama adik kelas. Yang penting sama-sama suka dan cocok.”
Aku pun merasa
bahagia.dengan Maya kami sering pergi berduaan.
Peristiwa itu berakhir dengan sendirinya saat aku tamat SD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar