PERPISAHAN
Siska Ayu
Kota Palu, kota yang dilanda gempa dan tsunami adalah kota kelahiraanku. Tiga tahun lalu setelah
tamat sekolah dasar, aku pindah dari kota itu mengikuti orang tuaku ke Sinjai.
Asal mula leluhurku.
Siang itu aku mengunjungi Dian, Meri dan Susan dan mengabarkan kalau
nanti sore ayahku akan mengantar kita jalan-jalan ke Palu Grand Mall (PGM)
sekaligus sebagai perayaan hari perpisahan
Ayahku menjemput satu-persatu temanku dan kami berangkat setelah sore.
Aku duduk di depan di samping ayahku yang menyetir, dan tiga temanku duduk di
kursi tengah.
Sepanjang perjalanan menuju Mall yang jaraknya cukup jauh, aku dan teman-teman
sesekali selfi di Dalam mobil.
Di dalam Mall, ayahku memilih tempat parkir lantai teratas. Aku turun
dan melihat-lihat pemandangan kota Palu
sore hari dari ketinggian. Sangat indah.
Setelah itu kami masuk ke Mall yang sangat ramai. Sekedar lihat-lihat
saja. Lalu kami ke restouran di lantai dua dan memesan makanan kesukaan
masing-masing.
Setelah keluar dari restouran kami menelusuri Mall dan melihat
bermacam-macam permainan yang indah dan canggih. Kami tidak tergoda dengan
permainan itu. Kami lewat saja
Tak terasa waktu sudah petang. Aku keluar dan menemui ayahku
diparkiran. ternyata mobil sudah tak
ada. Aku kembali masuk ke dalam Mall dan mencari ayahku.
Setelah lama mencari, hatiku terasa lega ketika bertemu ayahku. Aku mengira
kalau kami ditinggalkan ternyata ayahku sholat magrib. Kami langsung naik ke
mobil dan kembali ke rumah.
Malam itu kami berkumpul di rumah Meri, temanku terbaikku sejak kecil.
Teman bermain, teman curhat. Suka duka kulalui bersama.
Keesokan harinya saat aku hendak meninggalkan kota Palu aku kembali ke
rumah Meri ingin melampiaskan rasa sedihku. Aku tak tega berpisah dengan teman
karibku itu. Aku memohon maaf atas kesalahanku padanya dan berjanji untuk tidak
saling melupakan. Kami berpelukan dalam tagis perpisahan.
Aku kembali ke rumah dengan rasa sedih yang berkecamuk dalam hati.
Anatara ia dan tidak karena hari ini hari dimana perpisahan itu akan terjadi .
Bayak tetangga yang datang ke rumahku membantu membereskan
barang-barang yang hendak dibawa serta. mesin mobil dipanaskan. barang-barang sudah dinaikkan ke mobil. Aku
semakin sedih.
Dian
Meri dan Susan datang kerumah. Aku berusaha kuat menahan air mataku ketika ia
datang membawa kado buatku. Kami berpelukan,berterima kasih dan saling berbagi perasaan.
Mama menyuruhku naik ke mobil. Dengan berat hati aku bersalaman dengan para tetangga dan
teman-teman yang hadir.
Saat itu aku tak bisa menahan air mataku untuk tidak keluar. Aku masuk
ke dalam mobil dengan hati berat. Mobil bergerak perlahan. Lambaian tangan
teman temanku membuat air mataku semakin deras.
Aku benar-benar pergi meninggalkan kota yang punya kenangan banyak
bersama-orang-orang yang pernah membuat hidupku lebih berwarna.
Aku menggeliat dipembaringan membayangkan bagaimana keadaan temanku itu
sekarang. Apakah ia sehat-sehat saja atau sebaliknya.