Rabu, 15 Desember 2021

 


SAHABAT SEJATI

Andi Wahdaniar Ramadani

Setelah lulus SD aku harus berpisah dengan teman karibku Arsyi. Pasalnya teman sebangkuku tidak direstui oleh orang tuanya untuk ikut bersamaku ke Pesantren.

Arsyi sangat pintar, cantik, rajin dan sopan. Ia hobbi menggambar. Ia mengajariku bagaimana menggabar hingga pada suatu hari aku ikut lomba menggambar. Arsyi juara pertama dan aku juara tiga.

Berangkatlah aku ke sekolah tujuan. Pesantren. Aku berpisah dengan orang tua dan sahabat saya. Cita-citaku ingin menjadi hafizah dan pasih berbahasa Arab.

Mondok di pesantren bukanlah perkara gampang. Aku selalu rindu orang tuaku, rindu rumah dan lingkunganku karena aku pertama kali berpisah dengan orang tua.

Tiga hari dalam pondok, aku ditemani ibuku untuk penyesuaian dengan lingkungan baru. Setelh tiga hari ibuku pulang ke rumah dan peraturan pondok sudah mulai berlaku. Waktu makan sangat sedikit sampai aku dihukum makan karena melewati waktu yang ditentukan dan terlambat ke masjid. dari situ aku berusaha mengubah kebiasaanku yang tidak disiplin.

Jika malam datang rasa rindu kepada orang tuaku kembali datang dan aku menangis. Saat yang bersamaan aku harus menyetor hafalan ke Ustazaf memacu jumlah hafalanku agar tidak sia-sia orang tuaku membiayaiku mondok di pesantren.

Mungkin kebiasaan tidur larut malam membuat aku sakit. Tiga hari aku demam membuat orang tuaku datang menemaniku  di pondok. Aku sangat senang aku bisa tidur bersama orang tuaku kembali. Keadaanku juga membaik dan aku kembali mengikuti kegiatan pondok sampai larut malam.

Esok hari ketika ayah datang menjemput ibuku, aku kembali menangis. Aku menangis minta pulang Orang tuaku tentu saja tidak setuju. Aku tetap merengek hingga orang tuaku terdiam tidak tahu mau berbuat bagaimana. Ustazah datang membujukku dan membiarkan aku melihat orang tuaku pergi meninggalkan pondok. Air mataku berderai melihat mobilnya semakin menjauh.

Satu jam kemudian aku kabur dari pondok.

Tiga bulan berlalu aku kembali bertemu Arsyi. Aku keluar dari pondok dengan alasan tidak bisa berpisah dengan orang tua. Walau aku tidak satu sekolah dengan Arsyi aku bersyukur bisa bertemu setiap hari di luar sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar