BERKEMAH
Armawati
Matahari mulai bergelincir meninggalkan siang. hari masih terasa sangat
panas. Kulirik ponselku. Pukul 14.10 menit ketika kami disuruh menaiki mobil.
Ibu guru duduk di depan dekat sopir dan saya beserta teman-temanku yang
semuanya berjumlah lima orang duduk di
jok belakang.
Mobil bergerak menyusuri jalan sempit yang berbelok untuk sampai di
jalan nasional. Selanjutnya mobil melaju kencang, kami mengisi waktu dengan
berbincang-bincang bersama sambil melihat-lihat pemandangan di kiri kanan
jalan.
Tiga jam belalu dan akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Sebuah
sekolah yang berhalaman luas. Di depan sekolah ada lapangan olahraga. Ibu guru
bergegas mendaftarkan diri pada panitia yang berada disekolah itu. Kami
menunggu sambil mengamati kegiatan para pramuka dari sekolah lain yang sedang
sibuk menata kemanya .
“Turunkan barang“ perintah ibu guru.
Kami bergegas menurunkan barang-barang berupa tenda, tongkat, tas dan
sebagainya dan mengikuti kemana langkah ibu guru pergi. tak jauh kami bergerak
kami pun sampai di tempat dimana tenda akan didirikan. Saya ditugasi mengambil
kerangka tenda dan teman-teman lain memasangnya.
Dengan sigap kami saling membantu untuk memasang tenda secepatnya agar
tidak kemalaman. Kami sudah terlatih dengan pekerjaan seperti itu.
Beberapa saat berlalu, dua tenda tenda selesai dipasang. Kami masuk
beristirahat sambil menikmati makanan ringan yang kami bawa.
Hari beranjak petang aku bertiga di dalam tenda. Malam itu kami tidak
kemana-mana. Kami memilih istirahat lebih banyak untuk mempersiapkan diri
mengikuti kegiatan esok hari.
Pagi hari langit cerah. Tak
sedikit pun awan mengotori langit. Aku membersihkan tempat tidur lalu bergegas
mandi sebelum sarapan bersama dimulai.
Sebelum pukul delapan kami sudah siap dan ikut bergabung dengan pramuka
dari sekolah lain. Apel siaga pramuka dilaksanakan di tengah lapangan yang
dikelilingi tenda-tenda para peserta. Dilanjutkan dengan lomba Smapore. Acara berlangsung
hingga siang dan setelah istirahat dilanjutkan kembali hingga sore.
Hatiku berdebar kecang saat dimulai pengumuman pemenang lomba Smapore.
Antara harapan yang menggebu dan rasa cemas saling beradu dalam benakku.
Teman-temanku pun demikian. Sedetik terasa berjam-jam dan akhirnya kami
dinyatakan sebagai juara pertama. Kami melompat kegirangan. Rasa syukur yang
luar biasa. Tidak sia-sia latihanku berminggu-minggu.
Di ujung acara hujan turun deras. Kami berlarian menuju tenda
masing-masing. Langit gelap dan angin bertiup tak bersahabat yang memaksa kami
untuk hijrah ke dalam kelas. Kukemasi barang-barangku dan masuk ke dalam
pekarangan sekolah.
Kala kami terbangun dipagi hari, hujan sudah redah walau langit masih
mendung pertanda hujan akan melanjutkan kegiatannya membasahi bumi. Saat kami
keluar ternyata di pekarangan sekolah sudah banjir. Demikian pula di lapangan.
Tenda sudah roboh. Ibu guru memerintahkan kami untuk segera membongkar tenda
dan membawanya ke dalam kelas. Ibu guru memperbaiki tenda sambil kami mengenasi
barang-barang lainnya.
Hari masih hujan ketika kami meninggalkan perkemahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar