Senin, 06 Desember 2021

 


BERKEMAH

Armawati 

Matahari mulai bergelincir meninggalkan siang. hari masih terasa sangat panas. Kulirik ponselku. Pukul 14.10 menit ketika kami disuruh menaiki mobil. Ibu guru duduk di depan dekat sopir dan saya beserta teman-temanku yang semuanya  berjumlah lima orang duduk di jok belakang.

Mobil bergerak menyusuri jalan sempit yang berbelok untuk sampai di jalan nasional. Selanjutnya mobil melaju kencang, kami mengisi waktu dengan berbincang-bincang bersama sambil melihat-lihat pemandangan di kiri kanan jalan.

Tiga jam belalu dan akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Sebuah sekolah yang berhalaman luas. Di depan sekolah ada lapangan olahraga. Ibu guru bergegas mendaftarkan diri pada panitia yang berada disekolah itu. Kami menunggu sambil mengamati kegiatan para pramuka dari sekolah lain yang sedang sibuk menata kemanya .

“Turunkan barang“ perintah ibu guru.

Kami bergegas menurunkan barang-barang berupa tenda, tongkat, tas dan sebagainya dan mengikuti kemana langkah ibu guru pergi. tak jauh kami bergerak kami pun sampai di tempat dimana tenda akan didirikan. Saya ditugasi mengambil kerangka tenda dan teman-teman lain memasangnya.

Dengan sigap kami saling membantu untuk memasang tenda secepatnya agar tidak kemalaman. Kami sudah terlatih dengan pekerjaan seperti itu.

Beberapa saat berlalu, dua tenda tenda selesai dipasang. Kami masuk beristirahat sambil menikmati makanan ringan yang kami bawa.

Hari beranjak petang aku bertiga di dalam tenda. Malam itu kami tidak kemana-mana. Kami memilih istirahat lebih banyak untuk mempersiapkan diri mengikuti kegiatan esok hari.

Pagi  hari langit cerah. Tak sedikit pun awan mengotori langit. Aku membersihkan tempat tidur lalu bergegas mandi sebelum sarapan bersama dimulai.

Sebelum pukul delapan kami sudah siap dan ikut bergabung dengan pramuka dari sekolah lain. Apel siaga pramuka dilaksanakan di tengah lapangan yang dikelilingi tenda-tenda para peserta. Dilanjutkan dengan lomba Smapore. Acara berlangsung hingga siang dan setelah istirahat dilanjutkan kembali hingga sore.

Hatiku berdebar kecang saat dimulai pengumuman pemenang lomba Smapore. Antara harapan yang menggebu dan rasa cemas saling beradu dalam benakku. Teman-temanku pun demikian. Sedetik terasa berjam-jam dan akhirnya kami dinyatakan sebagai juara pertama. Kami melompat kegirangan. Rasa syukur yang luar biasa. Tidak sia-sia latihanku berminggu-minggu.

Di ujung acara hujan turun deras. Kami berlarian menuju tenda masing-masing. Langit gelap dan angin bertiup tak bersahabat yang memaksa kami untuk hijrah ke dalam kelas. Kukemasi barang-barangku dan masuk ke dalam pekarangan sekolah.

Kala kami terbangun dipagi hari, hujan sudah redah walau langit masih mendung pertanda hujan akan melanjutkan kegiatannya membasahi bumi. Saat kami keluar ternyata di pekarangan sekolah sudah banjir. Demikian pula di lapangan. Tenda sudah roboh. Ibu guru memerintahkan kami untuk segera membongkar tenda dan membawanya ke dalam kelas. Ibu guru memperbaiki tenda sambil kami mengenasi barang-barang lainnya.

Hari masih hujan ketika kami meninggalkan perkemahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar