Senin, 06 Desember 2021

 


MENANAM BAKAU

Almujiadi 

Pagi itu hari Sabtu, sekolah saya diundang untuk ikut serta menanam bakau dalam rangka pelestarian hutang pesisir di hutang mangrove Tongke-tongke. Ikut serta dalam acara itu adalah siswa kelas tujuh dan kelas delapan. Dengan pakaian olahraga, saya sangat senang bisa mewakili sekolah. Terlihat wajah-wajah gembira pada teman-temanku yang ikut dalam rombongan ini.

Disekolah sebelum berangkat, cukup lama menunggu kendaraan yang akan saya tumpangi. Mobil pun datang. Ternyata mobilnya kecil. Kami duduk berdesak-desakan satu sama lain.

Setelah sampai di tempat tujuan, acara sudah dimulai. Bupati sementara memberi sambutan. Aku melihat banyak sekali orang yang hadir bukan hanya siswa dari sekolahku tapi juga siswa dari sekolah lain. Ada tentara, polisi dan remaja-remaja berpakaian organisasi masing-masing

 Sambil menunggu pak Bupati menyelesaikan berpidatonya, saya pergi membeli siomai dan minuman. Saya tidak sempat sarapan karena ketiduran  nonton sepabola semalam.

 Setelah Pak Bupati selesai berpidato kami diarahkan pergi mengambil bibit bakau. Antrian cukup lama karena ramainya. Saya mengambil semampuku saya bawa.

 Saya berjalan cukup jauh melintasi jembatan kayu yang sangat panjang lebar dan kokoh. Di bawah jembatan air tenang di ketinggian sekitar semester. Di sekeliling jembatan ditumbuhi pohon bakau yang sudah besar yang jumlahnya banyak sehingga kelihatan unik. Inilah yang menjadi daya tarik sehingga banyak pengunjung yang suka datang ke tempat ini. Di ujung jembatan ada tangga turun ke lokasi penanaman. Saya  turun mengikuti antrian dengan hati-hati.

Di belakangku ada rombongan tentara membawa  berkarung-karung bibit bakau untuk ditanam bersama.sama. saya turut menancapkan bibit bakau yang saya bawa dengan rasa suka ria. Hiruk pikuk sahut-sahutan dan sorak gembira para peserta. Terlihat hamparan manusia memenuhi pinggir laut yang hadir dengan satu tujuan, melestarikan daerah pesisir.

Setelah semua bibit bakau yang saya bawa  sudah saya tanam, saya naik ke jembatan untuk mengeringkan celana saya yang sedikit basah. Sebelum pulang ke sekolah, kami dan teman-teman berkeliling sebentar menelusuri jembatan hutang mangrove Tongke-tongke yang merupakan tempat rekreasi di daerah ini.

Saya pun pergi menuju arah pulang saya lihat ada yang membagikan makanan, saya ikut antrian dan mengambil satu nasi dos. Pulang ke sekolah  saya menumpang di mobil kepala sekolah. Hari sudah siang ketika saya sampai ke sekolah. Aku memakan nasi dos yang kudapat lalu pulang ke rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar