Sabtu, 10 Oktober 2015

CERPEN KARYA SISWA SMPN 4 SINJAI TIMUR




BERLIBUR
Andi Riski Akas

Ketika fajar mentari menampakkan cahaya, aku terbangun dari tidur lelapku. Kubuka kelambu putih dan kurapikan tempat tidurku. Kubuka jendela, kubiarkan angin pagi memasuki kamarku. Hari yang cerah.
 
Hari ini hari Sabtu hari terakhir  diadakan ulangan semester 2 kelas V, penentuan naik kelas VI. Ibu guru memberi tahu kalau hari Senin adalah hari libur.

Aku pulang kerumah dengan hati gembira memperlihatkan hasil ulanganku dan memberi tahu ibuku kalau aku libur.

Hari Minggu, paman dan tante  bersama dengan Ivan sepupuku datang ke rumah. Mereka akan berlibur dan mengajak aku ke Makassar besok. Aku senang luar biasa.

Aku mempersiapkan pakaian dan kebutuhan selama berlibur. Aku bergegas tidur lebih awal agar lebih awal pula bangun. Di tempat tidur, aku menghayalkan apa yang akan kulakukan di sana.

Pagi-pagi aku bergegs mandi dan mempersiapkan kebutuhanku lalu sarapan dan mempersiapkan bekal di jalan. Aku menunggu paman dan tenteku di teras dengan hati tak sabar. Beberapa menit berlalu, mereka datang menghampiriku. Aku pamitan, paman, Tante dan Ivan juga pamitan kepada orang tuaku.

“Hati-hati di jalan dan jaga kesehatan” kata ibuku.

”Iya, Insya Allah” Kata Pamanku.

“Aku pergi dulu, Bu” kataku.

Aku pun berangkat. Aku duduk di tengah bersama Ivan, sedangkan paman dan tante duduk di kursi depan.  Dentingan suara musik mengiringi perjalanan kami dengan amat tenang.

Banyak hal-hal yang menarik yan kulihat di tengah jalan seperti jalanan rusak  yang mengguncang kami di dalam mobil, jalanan yang penuh kendaraan. Ada juga kecelakaan  lalu lintas membuat aku keatakutan dan ngeri melihat korban yang berlumuran darah di jalanan. Kami juga di swefing oleh polisi. Mereka memeriksa surat-surat kendaraan, jumlah penumpang dan SIM.

Setelah melewati peristiwa-peristiwa tersebut, hatiku lega. Aku pun tertidur pulas bersama ivan sepupuku. Hembusan hujan dan angin sepoi-sepoi membuat badanku terasa dingin. Untung aku membawa switer lalu mengenakannya. Begitu pun Ivan. Paman dan tanteku hanya bercerita saja, kami hanya mendengarkan sambil melhat pemandangan. 

Setelah sampai di taman yang indah di pinggir pantai kota Bantaeng, pamanku langsung menghentikan mobilnya di taman itu karena ingin melepas kepenatan dan mengisi perut yang mulai mengosong. Kami pun turun dan membawa bekal yang dibawa dari rumah. Setelah makan aku dan Ivan bermain di pantai yang beralaskan pasir putih.

Setelah puas bermain perjalanan dilanjutkan. Tak terasa kami pun sampai di Makassar dan langsung menuju rumah pamanku yang ia tinggali sewaktu kuliah. Rumahnya kotor dan berantakan. Kamu pun membersihkan rumah dengan bergotong royong.

Setelah membersihkan rumah, paman memberi kami minuman dinginpelepas dahaga.  Usai mandi, paman memberi tahu kalau besok kita akan berkunjung ke Trans Studio Makassar. Aku dan Ivan melompat kegirangan.

Hari telah malam aku pun tertidur.

Ketika matahari sepenggalan, kami pun berangkat dengan suka cita. ke Trans Studio Makkassar, kami memasuki gerbang dan menghampiri loket untuk membeli karcis masuk.

Banyak wahana permainan di tempat ini, banyak pula wahana yang aku coba. Seperti berenang bersama sepupuku, aku main air,  lomba berenang dan naik perosotan. Aku juga tertarik dengan wahana rumah hantu. Hanya aku yang berani masuk, ivan takut.. banyak adengan di dalam sana. Seperti, setan, pocong, kuntilanak, gambar setan tiga dimensi dan masih banyak lagi.

Paman dan tante hanya berada di wahana renang saja. Sampailah mereka memanggilku untuk makan. Tersiar kabar kalau ada anak meninggal karena tenggelam di kolam itu. aku merinding sejenak.. paman pun melarang kami untuk berenang lagi.

Tak lama kemudian kami pun pulang ke rumah paman.

Paman pergi ke Makassar tidak hanya berlibur tapi menghadiri rapat kerja.

Tiga hari berlalu kami pulang ke Sinjai dengan membawa ole-ole dan kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar