BERLIBUR
Andi Riski Akas
Ketika fajar mentari menampakkan cahaya, aku terbangun dari
tidur lelapku. Kubuka kelambu putih dan kurapikan tempat tidurku. Kubuka
jendela, kubiarkan angin pagi memasuki kamarku. Hari yang cerah.
Hari ini hari Sabtu hari terakhir diadakan ulangan semester 2 kelas V,
penentuan naik kelas VI. Ibu guru memberi tahu kalau hari Senin adalah hari
libur.
Aku pulang kerumah dengan hati gembira memperlihatkan hasil
ulanganku dan memberi tahu ibuku kalau aku libur.
Hari Minggu, paman dan tante
bersama dengan Ivan sepupuku datang ke rumah. Mereka akan berlibur dan
mengajak aku ke Makassar besok. Aku senang luar biasa.
Aku mempersiapkan pakaian dan kebutuhan selama berlibur. Aku
bergegas tidur lebih awal agar lebih awal pula bangun. Di tempat tidur, aku
menghayalkan apa yang akan kulakukan di sana.
Pagi-pagi aku bergegs mandi dan mempersiapkan kebutuhanku
lalu sarapan dan mempersiapkan bekal di jalan. Aku menunggu paman dan tenteku
di teras dengan hati tak sabar. Beberapa menit berlalu, mereka datang
menghampiriku. Aku pamitan, paman, Tante dan Ivan juga pamitan kepada orang
tuaku.
“Hati-hati di jalan dan jaga kesehatan” kata ibuku.
”Iya, Insya Allah” Kata Pamanku.
“Aku pergi dulu, Bu” kataku.
Aku pun berangkat. Aku duduk di tengah bersama Ivan,
sedangkan paman dan tante duduk di kursi depan.
Dentingan suara musik mengiringi perjalanan kami dengan amat tenang.
Banyak hal-hal yang menarik yan kulihat di tengah jalan
seperti jalanan rusak yang mengguncang
kami di dalam mobil, jalanan yang penuh kendaraan. Ada juga kecelakaan lalu lintas membuat aku keatakutan dan ngeri
melihat korban yang berlumuran darah di jalanan. Kami juga di swefing oleh
polisi. Mereka memeriksa surat-surat kendaraan, jumlah penumpang dan SIM.
Setelah melewati peristiwa-peristiwa tersebut, hatiku lega.
Aku pun tertidur pulas bersama ivan sepupuku. Hembusan hujan dan angin
sepoi-sepoi membuat badanku terasa dingin. Untung aku membawa switer lalu
mengenakannya. Begitu pun Ivan. Paman dan tanteku hanya bercerita saja, kami
hanya mendengarkan sambil melhat pemandangan.
Setelah sampai di taman yang indah di pinggir pantai kota
Bantaeng, pamanku langsung menghentikan mobilnya di taman itu karena ingin
melepas kepenatan dan mengisi perut yang mulai mengosong. Kami pun turun dan
membawa bekal yang dibawa dari rumah. Setelah makan aku dan Ivan bermain di
pantai yang beralaskan pasir putih.
Setelah puas bermain perjalanan dilanjutkan. Tak terasa kami
pun sampai di Makassar dan langsung menuju rumah pamanku yang ia tinggali
sewaktu kuliah. Rumahnya kotor dan berantakan. Kamu pun membersihkan rumah
dengan bergotong royong.
Setelah membersihkan rumah, paman memberi kami minuman
dinginpelepas dahaga. Usai mandi, paman
memberi tahu kalau besok kita akan berkunjung ke Trans Studio Makassar. Aku dan
Ivan melompat kegirangan.
Hari telah malam aku pun tertidur.
Ketika matahari sepenggalan, kami pun berangkat dengan suka
cita. ke Trans Studio Makkassar, kami memasuki gerbang dan menghampiri loket
untuk membeli karcis masuk.
Banyak
wahana permainan di tempat ini, banyak pula wahana yang aku coba. Seperti
berenang bersama sepupuku, aku main air,
lomba berenang dan naik perosotan. Aku juga tertarik dengan wahana rumah
hantu. Hanya aku yang berani masuk, ivan takut.. banyak adengan di dalam sana.
Seperti, setan, pocong, kuntilanak, gambar setan tiga dimensi dan masih banyak
lagi.
Paman dan
tante hanya berada di wahana renang saja. Sampailah mereka memanggilku untuk
makan. Tersiar kabar kalau ada anak meninggal karena tenggelam di kolam itu.
aku merinding sejenak.. paman pun melarang kami untuk berenang lagi.
Tak lama
kemudian kami pun pulang ke rumah paman.
Paman
pergi ke Makassar tidak hanya berlibur tapi menghadiri rapat kerja.
Tiga hari
berlalu kami pulang ke Sinjai dengan membawa ole-ole dan kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar