DIKEJAR ANJING
Iffa Karima
“Huuaaah” Alya menguap lebar. Ia
sudah menangantuk dan ingin segera menikmati alam mimpinya. Tapi tugasnya belum
selesai dan harus dikumpul besok. Alya
menatap lampu yang setia menantinya. Semua temannya sudah tidur.
“Huh, banyak banget sih tugasnya.
Aku sudah ngantuk pengen tidur tugasnya diselesaikan besok aja Ah.” Keluh Alya
Alya membereskan bukunya dan
memasukkan ke dalam tas. Ia kemudian membentangkan kasurnya dan tenggelam
bersama mimpi dan gulingnya. Udara dingin, mempererat lilitan selimut Alya
“Al, bangun! Ayo dong, bangun “
suara itu sedikit memaksa.
“Udah subuh ya” Tanya Alya dengan
mata yang masih tertutup dengan rambut yang acak-acakan.
“Belum koq, aku Cuma mau nanya, kamu
mau ikut mencuci ngak?” Tanya Hikmah kakak kelas Alya.
Alya adalah siswa di SMP terpadu
Wahdah Islamiyah Makassar. Orang Sinjai ini tinggal di asrama Az-Zahra yang
merupakan asrama sekolah. Asramanya terpisah-pisah. Namun ada juga siswa yang
tigal di rumah sendiri atau numpang di rumah keluarga. Di asrama itu ada 16
siswa putri karena sekolahnya khusus putri. Boleh dibilang pesanren karena
sekolahnya menerapkan program menghafal al-quran dan seluruh siswa diwajikan
mengenakan jilbab besar
Mencuci tengah malam adalah salah
satu kegiatan siswa di asrama itu karena tidak diperkenankan mencuci siang atau
sore hari karena airnya hanya berjalan lancara di malam hari.
“Aku ngak ikut mencuci deh. Aku
ngantuk banget koq. Besok aja” jawab Alya sambil membetulkan selimutnya.
“Azan subuh berkumandang “bangun!,
bangun!, bangun!” suara itu membangunkan semua siswa untuk sholat berjamaah.
Ada salah satu peraturan unik di asrama itu. yang bangun cepat dapat mandi di
kamar mandi. tapi 5 terakhir, yang bangun terlambat mandingan di WC Green. WC itu tidak secantik namanya.
WC itu sangat tidak disukai siswa karena tempatnya di luar asrama, bau sumpek
kotor dan yang paling menjengkelkan banyak kotoran tikusnya. Hari itu Alya
termasuk lima orang yang mandi di WC
green itu.
Dari pada tidak mandi, masuk aja
nanti telat dan dihukum juga”kata Alya dalam hati.
Baru saja Alya hendak masuk ke dalam
kamar mandi, tiba-tiba Fitra menerobos “Aku duluan ya Al. soalnya hari ini ada
rapat OSIS. Nanti aku telat. Sabut Fitra sambil menutup pintu kamar mandi tanpa
menunggu jawaban Alya.
“Iya deh” jawab Alya kesal.
“Biar aja kali. Dari pada kamu yang
bersihin kotoran tikusnya, mending Kak Fitrah yang masuk duluan. Biar dia yang
bersiin. Kamu bisa langsung masuk ntar, gak pake repot” Ujar Salwa.
Alya tersenyum ringan sambil menadah
air menunggu giliran mandi.
Alya sangat terburu-buru jam
menunjukkan pukul 7 dan jam pekajaran diimulai pukul 7.30. belum lagi tugasnya
untuk melap kaca jendela yang merupakan tugas bergiliran siswa di asrama itu.
“Kamu belum berangkat juga, Al”
Tanyak Hikmah yang juga terlihat terburu-buru.
“Belum Kak, udah telat kayaknya”
jawab Alya sambil memasang sepatunya.
“Barengan aja Yu” ajak Hikmah
“Ok” jawab Alya sigap.
Mereka kemudian berjalan menuju ke
sekolah yang jaraknya sekitar 100m. lumayan dekat sih tapi mereka harus tetap
buru-buru supaya ngak telat.
Belum lama mereka berjalan tiba-tiba
“Nguk, guk, guk” terdengar suara anjing menggonggong. Alya dan Hikmah
ketakutan.. Anjing milik ibu penjual beras
yang tak jauh dari asrama. Sekali waktu Alya juga hampir dikejar oleh
anjing itu tapi pemiliknya segera keluar dan memberinya makan. Alya trauma
dengan kejadian itu.
Benar saja, tak lama kemudian anjing
itu berhenti tepat di depan mereka. Sontak mereka kaget dan berhenti sejenak
dengan maksud mengambil langkah seribu.
“Kita nyebrang aja, Kak Aku taku nanti anjing itu mengejar kita kalau
kita lari” sahut Alya dengan gemetaran sambil memegang tangan Hikmah erat-erat.
“Gimana caranya. Banyak kendaraan.
Kau mau mati ditabrak atau digigit anjing. Aku sih dikejar anjing aja masih
bisa hidup, kan?” kata Hikmah.
“Mendingan mati ditabrak daripada
digigit anjing. Aku bisa jadi gila. Ih, ngeri” ucapa laya bergidik.
“Nyebrang aja deh” Ajak Hikmah
sambil menarik tangan Alya.
Tanpa disadari, anjing itu mengikuti
mereka. Alya mengangkat roknya dan berlari sekencang-kencangnya melupakan Hikmah di belakangnya yang juga
ikut lari. Untungnya anjing itu berbalik dan kembali ketempat semula.
“Alhamdulillah” ucap Alya “Kak Hikma
ngak apa-apa kan?” Tanya Alya
Hikmah menggeleng.
“Kamu kenapa? Koq agak ngosan gitu”
Mutia heran melihat Alya keringatan.
“Nanti diceritain” jawab Alya
singkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar