JAWABAN HATIKU
Rosmianti
Yanti melepas selimutnya pukul 5
pagi itu. bergegas ke kamar mandi lalu melaksanakan salat subuh dengan ihlas.
Jam baru menunjukkan pukul 6 ketika Yanti sudah siap dengan pakaian sekolahnya.
Pakaian baru pada hari pertama masuk sekolah baru, SMP 4 Sinjai Timur. Yanti
mencium tangan kedua orang tuanya lalu bepamitan pergi.
Di jalan Yanti berpapasan dengan
teman-temannya, mereka bercanda ria hingga tak terasa mereka sudah sampai di
pintu gerbang sekolah. Dengan malu-malu Yanti dan kawan-kawan memasuki halaman
sambil melihat-lihat situasi lingkungan sekolah sebelum sampai dikelasnya,
kelas VII.
Hari itu Yanti berkenalan dengan
teman-teman barunya dari sekolah lain. Yanti duduk dibangku barisan pertama.
Guru-guru pun datang satu persatu memperkenalkan diri, begitu pula perkenalan
antar siswa baru tersebut.
Sebelum pulang Pukul 12, pembina OSIS mengumumkan kalau siswa baru
akan mengikuti MOS selama 3 hari. Di tempat parkit siang itu, Yanti dan Ana
temannya, melihat sosok cowok tampan yang hendak menaiki motornya. Yanti
memperhatikan cowok itu
“Ana, itu siapa?” Tanya Yanti.
“Itu kakak kelas kita” jawab Ana
sekenanya.
“Oh..” Yanti menghela nafas.
Yanti tidak melanjutkan lagi
pertanyaannya. Mereka bercanda-canda sampai berpisah menuju rumah
masing-masing.
Hari Selasa, hari kedua sekolah, ada
rapat guru. Yanti duduk diam di dalam kelas. Tiba-tiba saja cowok yang dilihat
kemarin datang ke kelas memperknalkan diri. Karena malu,Yanti hanya diam tak menghiraukan.
Setelah pulang, Yanti menemui Ana di
kelasnya tapi Ana sudah pulang duluan. Yanti memutuskan pulang duluan
mendahului teman lainnya. Pas keluar di pintu gerbang, terdengar suara motor di
sampingnya., yanti menoleh, ternyata cowok itu lagi.
“Hei..! aku Riri” sapa cowok itu
sambil tersenyum “Ada yang kirim salam buat kamu. Namanya Alex”
Yanti hanya diam. Ia tak tahu harus
menjawab apa. Yanti kaku dan merasa tidak tahu harus berbuat apa. Begitulah
sikap Yanti sampai Riri pergi dari tempat itu.
Sore hari Yanti dan Ana pergi ke
sekolah karena ada latihan olahraga. Meraka buru-buru. Ternyata setelah sampai
di sekolah, guru olaraganya tidak jadi datang. Yanti dan Ana duduk termenung di
depan kelas. Tak disangka Riri dan temannya datang menuju lapangan.
“Dia lagi.. dia lagi” guman Yanti.
Ana dan teman lainnya mulai curiga
dengan sikap Yanti.
“Cie....cie..”ejek Niar.
“Sembaranglah.” Jawab yanti.
Ketika pulang, di jalan mereka
bertemu Arif. Niar menghentikan Arif.
“Rif... berhenti dulu. Ada yang
penting nih” Sapa Niar.
“Ada apa sih ?”
“Ada yang naksir sama teman kelas
kamu”
“Siapa?” desak Arif
“Yanti naksir berat sama Riri” Jawab
Niar
Mendengar itu, Yanti marah sama
Niar. Yanti takut kalau sampai Riri tahu hal itu.
Jam pelajaran olahraga dimulai.
Yanti dan teman sekelasnya menuju lapangan olahraga. Pas di depan kelas, Yanti
melihat Riri berkumpul dengan teman-teman. Salah satunya adalah Arif
Yanti mulai panik, apalagi Riri
menoleh ke arahnya. Tak salah lagi dia sudah pasti tahu.
Sejak saat itu jika Yanti bertemu
Riri, temannya sering menyorakinya. Begitulah seterusnya sampai naik kelas VIII
dan Riri naik kelas IX.
Di depan kelas VIII setelah upacara,
Yanti duduk melihat ke depan kelas Riri. Tak terduga, Riri memperhatikan Yanti.
Yanti tersipu malu. Hari berikutnya Riri tak pernah Nampak lagi di depannya.
Ada kabar kalau dia sudah punya pacar. Kabar itu sudah terdengar sampai
ketelinga Yanti. Yanti kecewa dan membuka facabooknya. Yanti mencoba mencari
facebook dan menemukan. Benar saja, disitu terpampang dengan jelas kalau Riri
berpacaran dengan cewek lain yang sama sekali tidak dikenalnya.
Yanti mencoba menghapus perasaannya
kepada Riri, namun saat Yanti mencoba melupakannya, Riri selalu terbayang
dipikirannya. Hal itu bisa diatasi Yanti dengan menanamkan rasa tegar, Yanti
beralih kepelajarannya dengan fokus karena Yanti juga tidak mau mengecewakan
orang tuanya yang sangat membanggakan Yanti sebagai anak berprestasi dan selalu
menduduki peringkat I dan II umum.
Menjelang naik kelas IX, begitu pula
Riri yang akan keluar dari sekolah itu dan melanjutkan pendidikannya setingkat
lebih tinggi, tersiar kabar dari temannya bahwa Riri putus dengan pacarnyya.
Pantas sikap Riri berubah baik kepada Yanti. Yanti tidak menghiraukannya walau
Yanti merasa sedih karena cowok yang sudah lama ia suka akan meninggalkan
sekolah itu.
Setelah lulus, Riri masih sering
datang di kelas Yanti, ketika Yanti membuka jendela kelasnya, Yanti melihat
Riri di kantin belakang sekolah. Riri tersenyum kepada Yanti. Yantipun membalas
senyum itu.
Tiga hari berlalu sejak peristiwa
itu, Yanti berdiri di depan rumahnya menunggu temannya yang hendak ke sekolah.
Tiba-tiba Fara teman sekelas Yanti menyapanya.
“Hey! sudah lama aku
ingin menemuimu”
“Ada apa” selidik Yanti
“Ada nomor baru masuk di HPku
“Dari siapa” Tanya Yanti penasaran
“Ia mengaku namanya Riri. Ia memintaku mengirimkan nomorku
padanya”
Mungkin kau bohong” sela Yanti
“Bentul koq. Akupun bertanya kamu dapat nomor saya dari
mana? Dia jawab, dari pacar saya yang kebetulan teman sekelasnya dulu. Akupun
sudah bertanya kepada Fandi tapi katanya benar. Riri suka sama kamu”” Bantah
Fara.
“Oh..” Jawab Yanti.
Yanti tak mau membahas masalah itu
lagi. Seringlai Riri dan teman-temannya datang ke kampung Yanti, Yanti sudah
tahu maksud Riri, tetapi Yanti tidak membalas perasaan cintanya Riri karena
Yanti dilarang berpacara sama orang tuanya sebelum SMA. Yanti berpikir, kalau
memang dia ditakdirkan oleh Tuhan menyatukan perasaannya kepada Riri maka akan
terjawab dengan sendirinya kelak nanti.
26 September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar