BENTENG BALANGNIPA SEBAGAI BUKTI SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
Oleh Kelompok III
·
FAUZIA
·
NURUL ALAMIA
·
ZAKIA RAHAYU
·
RAFIDA TUL RIFDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Benteng Balangnipa yang terletak dikelurahan balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, didirikan pada
tahun 1557 oleh kerajaan Tellu Limpoe yakni kerajaan Bulo-bulo, Lamatti, dan Tondong.
Di awal pembangunannya benteng ini
terbuat dari bahan batu gunung yang ditempel dengan lumpur dari sungai sebagai
alat perekat dan memiliki arsitektur bugis. Sisi utara dengan luas 49,45 M,
sisi selatan 30,47 M, sisi timur 49,27 M, ketebalan diding 0,50 M, pintu
belakang yakni, pintu utama selebar 4 M dengan 2 daun pintu.
Benteng ini pun turut merasakan dentungan
meriam penjajah Belanda hingga
akhirnya takluk pada tahun 1859-1961
Benteng Balangnipa ini bangunan ala eropa. Jika berda di dalam benteng maka pengunjung akan merasakan
kesejukan diantara pepohonan rindang serta bangunan kokoh peninggalan masa lalu. Benteng in memiliki misteri dengan
kerapnya dengan rintihan tangisan serta tabuhan gendang perang serta suara
ringkikan kuda. Konon suara tersebut terdengar pada malam tertentu.
Setelah kolonial
belanda memasuki daerah Sinjai, benteng
ini kemudian direbut. Benteng ini pernah menjadi saksi akan pertempuran heroik Rumpa’na Mangarabombang yakni
pertempuran antara pejuang Sinjai dengan penjajah Belanda, dan akhirnya benteng
ini kemudian berhasil direbut oleh Belanda.
2.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Peranan Benteng Balangnipa
pada masa penjajahan?
3.
TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana sejarah keberadaan Benteng Balangnipa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Benteng Balangnipa.
Pada
awalnya, bangunan Benteng yang berdiri
kokoh seperti sekarang, tidak sedemikian bentuknya melainkan berkarakteristik kerajaan
bugis. Hanya saja, saat Belanda menguasainya pada 1864 kemudian dirombak
bangunannya dengan arsitektur Eropa.
Selain dijadikan
sebagai benteng pertahanan, dahulu kala benteng ini juga dijadikan sebagai
pusat adiminstrasi tiga kerajaan (Vulo-bulo, Lamatti, Tondong) lantaran letaknya
yang berada persis di depan pelabuhan kuno Sungai Tangka. Jadi selain pusat
administrasi dan perdagangan
benteng ini juga menjadi pusat persinggahan bagi pembesar Kerajaan Gowa dan
terakhir menjadi benteng pertahanan dari kepungan penjajah.
Setelah terjadi perang maha dahsyat antara Kerajaan Gowa yang
dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dan kolonial Belanda bersama sejumlah kerajaan
kecil yang berada di bawah naungan Kerajaan Gowa. Benteng ini pun
turut merasakan dentuman meriam penjajah Belanda hingga akhirnya takluk pada
tahun 1859-1961. Benteng ini pun kembali dibangun oleh Belanda dengan
arsitektur khas Eropa yang hingga kini bangunannya masih tetap bertahan.
Benteng yang
berdiri kokoh dengan sejumlah bangunan ala Eropa ini memiliki sejumlah gedung
yang dahulunya menjadi pusat administrasi bagi pemerintahan kolonial Belanda.
2. Benteng Balangnipa
sekarang
Memasuki
gedung yang dibangun antara 1864-1868 ini seperti membawa alam pikiran ke masa
lalu. Merasakan bagaimana suasana yang dirasakan pendahulu bangsa ini
dibandingkan saat ini. Terdapat setidaknya ada lima ruas bangunan dengan arsitektur
belanda dalam kawasan ini. Masing-masing satu bangunan yang dulu menjadi tempat
peristrahatan prajurit Belanda, satu bangunan untuk tingkat perwira, dua
bangunan untuk dapur sekaligus sekat-sekat kamar untuk koki kompeni, dan satu
gedung khusus untuk kantor petinggi Belanda. Juga ada bangunan yang
diperkirakan menjadi gudang penyimpanan amunisi.
Pada empat sisi di setiap sudutnya dibangun bastion atau tempat pengintaian untuk melihat kondisi di luar benteng. Masing-masing pada sisi bastion dibawahnya dibangun penjara khusus untuk para tawanan Belanda. Penjara ini diperkirakan menjadi tempat penyiksaan orang-orang pribumi yang melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Belanda. Ruangannya agak sempit hanya berukuran sekira 6 x 3 meter. Itu pun dibangun dalam bentuk kerucut. Model dan material dalam bangunan tersebut masih asli sehingga pengunjung bisa benar-benar merasakan aroma penjara zaman Belanda.
sisi lain dapat dilihat sisa salah satu bangunan yang hancur berkeping-keping akibat di bom tentara Jepang peran dunia ke dua bergejolak. Pondasi bangunan tersebut masih terlihat memanjang dan mirip dengan bangunan lain yang digunakan para prajurit kompeni. Hal ini menjadi wisata sejarah yang sangat mengagumkan jika ingin melakukan nafak tilas tentang keberadaan Belanda yang menjajah nusantara selama tiga setengah abad tersebut. Benteng Balangnipa menjadi saksi sejarah penguasaan Belanda di masa lampau.
Pada ruang para Prajurit terdapat tiang yang kemudian pada lingkarannya dibuat ruang khusus untuk menegakkan senjata. ada sekat-sekat tempat gantungan baju para prajurit atau ruang yang diperkirakan menjadi tempat untuk menyimpan peralatan perang.
Pada empat sisi di setiap sudutnya dibangun bastion atau tempat pengintaian untuk melihat kondisi di luar benteng. Masing-masing pada sisi bastion dibawahnya dibangun penjara khusus untuk para tawanan Belanda. Penjara ini diperkirakan menjadi tempat penyiksaan orang-orang pribumi yang melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Belanda. Ruangannya agak sempit hanya berukuran sekira 6 x 3 meter. Itu pun dibangun dalam bentuk kerucut. Model dan material dalam bangunan tersebut masih asli sehingga pengunjung bisa benar-benar merasakan aroma penjara zaman Belanda.
sisi lain dapat dilihat sisa salah satu bangunan yang hancur berkeping-keping akibat di bom tentara Jepang peran dunia ke dua bergejolak. Pondasi bangunan tersebut masih terlihat memanjang dan mirip dengan bangunan lain yang digunakan para prajurit kompeni. Hal ini menjadi wisata sejarah yang sangat mengagumkan jika ingin melakukan nafak tilas tentang keberadaan Belanda yang menjajah nusantara selama tiga setengah abad tersebut. Benteng Balangnipa menjadi saksi sejarah penguasaan Belanda di masa lampau.
Pada ruang para Prajurit terdapat tiang yang kemudian pada lingkarannya dibuat ruang khusus untuk menegakkan senjata. ada sekat-sekat tempat gantungan baju para prajurit atau ruang yang diperkirakan menjadi tempat untuk menyimpan peralatan perang.
Ruangan para perwira Belanda
dapat dilihat benda-benda yang dipergunakan sehari-hari seperti botol minuman,
cangkir, piring dan sebagainya. Termasuk pecahan uang dipakai saat itu.
3. Kharisma Benteng Balangnipa
Memasuki Benteng Balangnipa yang bagian dalam sudah dibangun taman asri berbentuk melingkat. Disana sini diberi tempat duduk bagi pengunjung. sambil memperhatikan setiap sudut ruangan, memberikan kesan tersendiri. Hembusan angin yang menerpa wajah saat berdiri pada sudut bastion dan memandang jauh memberikan pengalaman batin tersendiri.
Di
depan benteng ini dulunya adalah sebuah belabuhan. memang
pada saat penguasaan Belanda di depan benteng ini adalah laut. Dengan begitu jika menaiki salah satu sisi bastion akan bisa mendeteksi apakah ada musuh atau
tidak. Namun kini, bukan lagi musuh yang akan dilihat dengan berada di tempat
tersebut melainkan perasaan lepas dan perjalanan kilas balik tempo doeloe.
Sayangnya
bukti
sejarah tentang model bangunan yang bertekstur bugis sudah tidak ditemukan karena
dirombak Belanda. Dengan demikian, tidak bisa lagi dibedakan mana bangunan yang
hanya dilanjutkan dan mana yang memang menjadi karya tiga kerajaan tersebut.
Walau demikian
benteng balangnipa yang sebagaimana adanya sekarang, bangunan
ini memang menjadi salah satu tempat yang paling tepat untuk mengetahui sejarah
tentang kedatangan Belanda di Sinjai. Apalagi bentuk bangunan belum diubah sama
sekali. Meskipun ada pemugaran pada 1992 yang kemudian diresmikan pada 1997
tetapi bentuk asli sesuai dengan arsitektur Belanda tetap dijaga dengan baik, termasuk batu bata dan besi yang
kelihatan masih merupakan asli bagian dari material bangunan ini.
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan
Benteng Balangnipa sekarang telah menjadi situs
bersejarah dan museum yang menampilkan peninggalan bersejarah dan juga
memberikan pembinaan budaya serta menjadi arena atraksi budaya tradisional.
2.
Saran
Benteng balangnipa harus senantiasa dijaga kelestariaannya agar sejarah
perjuangan rakyat Kabupaten Sinjai melawan penjajah tidak hilang ditelan masa.
Agar senantiasa menampilkan tentang
informasi Benteng Balangnipa dalam setiap acara-acara yang banyak dikunjungi
orang. Termasuk dalam pameran tingkat nasional atau sarana lain yang dinilai
mampu memperlebar informasi keberadaannya. Promosi ini pun dinilai bukan dalam
kaitannya untuk membuat benda bersejarah ini sekadar dikenal tetapi sekaligus
untuk membuat pihak lain tahu atau paham dengan sejarah keberadaannya. Tujuannya, untuk
memperkokoh nilai nasionalisme dan juga memberikan wawasan kebangsaan kepada
masyatakat baik yang ada di Sinjai maupun dari daerah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
chalimustang.blogspot.com/2012/04/benteng-balangnipa-rekam-jejak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar