SENGATAN CINTA
A.Abd.Haq Baratama
Sebagai siswa baru, kami berlomba
masuk kelas di hari pertama agar
dapat nendapatkan tempat duduk di depan.
saya mempunyai bayak teman baru. Di antara teman-teman saya yang paling kusukai
yaitu Udin alias Wahyudin teman sebangku. Ia
lucu dan pintar.
Di SMp 4 Sinjai Timur, laki-laki
dan wanita dipisahkan dalam kelas berbeda. Kelas VIIA dan VIIB adalah kelas
lali-laki sedangkan VIIC dan VIID kelas perempuan.
Kalau istirahat aku dan Udin sering
mengunjungi kelas perempuan. Kebetulan bertemu seorang wanita yang kelasnya di
samping laboratorium, yaitu kelas IXD.
saya hendak menanyakan siapa nama kakak kelas itu.
namun tak jadi. Udin tahu betul nama wanita itu. Teman sekampung . “Princes”,
demikian Udin menyebut namanya.
Saya memberanikan diri mendekati
dan mengajaknya bicara.
“Hey salam kenal” kataku ragu-ragu
dan malu.
“Siapa ya?”
“Saya Idin, anak kelas baru.” Aku
malu-malu menanyakan namanya tapi rasa penasaranku lebih tinggi jadi saya
memberanikan diri.
"Namamu siapa?”
“Namaku Princes. Oh
ya, kelas kamu dimana?
“Di samping kiri Masjid” jawabku yakin.
Setelah bertanya , saya meminta nomor HPnya siapa tahu dapat berkomunikasi setiap hari.
Setelah PDKT aku mengajak ia ketemuan di samping kelasnya.
Sambil minum teh gelas, saya memulai percakapan.
“Punya pacar ngak? Tanyaku.
Ia menghirup teh gelasnya hingga habis “ngak ada. Memangnya
kenapa?”. Ia menatapku dan aku tersipu.
“Aku mau mendaftar” kataku sambil menunduk.
“Mendaftar apa?” ada nada pura-pura pada nada suaranya.
“Mendaftar sebagai pendamping kamu, pacar kamu.” Aku
menatapnya sambil menunggu jawaban.
“Hm.mm... besok aja kuberitahu jawabannya.
Penasaran membasahi hatiku.
Di tempat yang sama
Rabu itu aku menemuinya dan bertanya “Bagaimana?”
“ Ehm iya saya mau” kata
Princes malu-malu.
Satu sekolah tahu kalau aku jadian dengan Princes. Anak baru
berpacaran dengan siswa kelas IX. aku
dijuluki playboy sekolah. Aku tak
perduli.
Cinta pun bersemi hingga
Princes tamat dan pindah sekolah. Saya merasa sedih karena berpisah sekolah.
Tidak sering bertemu, ngobrol secara langsung hanya dapat melalui HP dan situs
pace book. Kami berdua berjanji tidak akan berpisah namun beberapa bulan tamat
SMP dan melanjutkan ke SMA, tidak ada percakapan di antara kami. Termasuk lewat telepon. SMSku tak pernah dibalas. Ia
melupakan saya dan mendapat seorang pendaping yang lain. Kata temanku Udin
teman sekampung princes . ia selalu dibonceng oleh seorang lelaki lain. Setelah
mendapat kabar itu saya merasa sedih dan mencoba melupakannya.
Fajar menjemput pagi, saya berangkat ke sekolah dengan
memakai motor kesayanganku. Apa yang dikatakan Udin ternyata benar. Di
perjalanan saya melihat Princes diboceng oleh seseorang Mungkin teman
sekolahnya. Princes berpegangan mesrah. Telingaku menjadi panas. Aku balap motorku menjauh.
Teman sekelasku tahu itu. mereka menghiburku hingga rasa sakit di hati tidak lagi terasakan. saya
merasakan arti pengalaman hidup bersama seorang wanita. Pedih.
Hari berganti dan terasa bagai tertidur dalam melodi cinta
dan terjebak di hati yang dalam. Tak terasa aku sudah kelas IX. tinggal setahun
lagi kami meninggalkan SMP ini Saya akan
bersungguh-sunggu agar memperoleh nilai terbaik di ujian nasional nanti. Cinta
tak dapat merangkul semua kehidupan maka saya tidak akan merasakan apa arti
cinta itu lagi.
Lonceng berbunyi tanda keluar main. Saya pergi ke kantin
sekolah. Menemui Manik, pemilik warung.
Manik banyak tahu tentang hubunganku dengan Princes . aku menceritakan halku
dengan Princes “Tak usah bersedih. Cari saja penggantinya” Usul
Manik.
Saya merasa perlu menerima usul Manik walau Saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk membuang rasa
pedih di hati.
Tak sengaja saya
bersenggolah dengan Bella ketika
bergegas menuju kelas.
“Maaf saya tidak sengaja” kataku.
“iya, ngak apa-apa” jawab Bella “bagaimana hubunganmu dengan
Princes?”
“Aku sudah putus beberapa bulan ini.”
“Woo.!” Kata Bella sambil berlalu.
Aku mengenal Bella sajak masih kelas VII. Dia wanita cantik,
baik, pandai dan rajin.Saya ada hati padanya sebelum bertemu Princes. Udin menyarankan agar aku mendekati Bella
sebagai pengganti Princes. Walau sulit untuk mendapatkan hati Bella, saya akan
mencoba.
Tahun ajaran baru seorang siswa baru mendapat perhatian
khusus banyak cewek di sekolah ini. Cowok tampan berwajah Aliando membuat
hatiku berkerut.
Saya memergoki Bella bertegur sapa dengan Aliando di kantin sekolah.
“Siapa namamu?” kata Bella.
“Alim Buhari” jawabnya.
‘Namamu bagus” kata Bella.
Cowok itu tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi. Aku
menjadi iri.
Sejak itu aku sering melihat Bella berduaan dengan Alim. Tak
ada celah buat saya ketemu Bella. Hingga
kudapati Alim menembak Bella di depan kelasnya. Bella mengangguk setuju.
Kulihat kilatan cinta dimata Bella. Aku cemburu.
Hati ini sekali lagi merasakan pedihnya cinta. Aku gagal
lagi.
Hari semakin terasa panas ketika saya meninggalkan
pekarangan sekolah siang ini. Hatiku kian kemarau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar