Kamis, 16 Oktober 2014

CERPEN KARYA SISWA




SENGATAN CINTA
A.Abd.Haq Baratama


Sebagai siswa baru, kami berlomba masuk kelas  di hari pertama agar dapat  nendapatkan tempat duduk di depan. saya mempunyai bayak teman baru. Di antara teman-teman saya yang paling kusukai yaitu Udin alias Wahyudin teman sebangku. Ia  lucu dan pintar.
                Di SMp 4 Sinjai Timur, laki-laki dan wanita dipisahkan dalam kelas berbeda. Kelas VIIA dan VIIB adalah kelas lali-laki sedangkan VIIC dan VIID kelas perempuan.
Kalau istirahat aku dan Udin sering mengunjungi kelas perempuan. Kebetulan bertemu seorang wanita yang kelasnya di samping laboratorium, yaitu kelas IXD.  saya hendak  menanyakan siapa nama kakak kelas itu. namun tak jadi. Udin tahu betul  nama wanita itu. Teman sekampung . “Princes”, demikian Udin menyebut namanya.
Saya memberanikan diri mendekati dan mengajaknya bicara.
“Hey salam kenal” kataku ragu-ragu dan malu.
“Siapa ya?”
“Saya Idin, anak kelas baru.” Aku malu-malu menanyakan namanya tapi rasa penasaranku lebih tinggi jadi saya memberanikan diri.
            "Namamu siapa?”
           “Namaku Princes. Oh ya, kelas kamu dimana?
           “Di samping kiri Masjid” jawabku yakin.
            Setelah bertanya , saya meminta nomor HPnya siapa tahu  dapat berkomunikasi setiap hari.
            Setelah PDKT aku mengajak ia ketemuan di samping kelasnya. Sambil minum teh gelas, saya memulai percakapan.
          “Punya pacar ngak? Tanyaku.
           Ia menghirup teh gelasnya hingga habis “ngak ada. Memangnya kenapa?”. Ia menatapku dan aku tersipu.
          “Aku mau mendaftar” kataku sambil menunduk.
          “Mendaftar apa?” ada nada pura-pura pada nada suaranya.
         “Mendaftar sebagai pendamping kamu, pacar kamu.” Aku menatapnya sambil menunggu jawaban.
         “Hm.mm... besok aja kuberitahu jawabannya.
         Penasaran membasahi hatiku.
          Di tempat yang sama  Rabu itu aku menemuinya dan bertanya “Bagaimana?”
         “ Ehm iya saya mau” kata  Princes malu-malu.
          Satu sekolah tahu kalau aku jadian dengan Princes. Anak baru berpacaran dengan siswa kelas IX. aku dijuluki  playboy sekolah. Aku tak perduli. 

          Cinta pun bersemi hingga Princes tamat dan pindah sekolah. Saya merasa sedih karena berpisah sekolah. Tidak sering bertemu, ngobrol secara langsung hanya dapat melalui HP dan situs pace book. Kami berdua berjanji tidak akan berpisah namun beberapa bulan tamat SMP dan melanjutkan ke SMA, tidak ada percakapan di antara kami. Termasuk lewat  telepon. SMSku tak pernah dibalas. Ia melupakan saya dan mendapat seorang pendaping yang lain. Kata temanku Udin teman sekampung princes . ia selalu dibonceng oleh seorang lelaki lain. Setelah mendapat kabar itu saya merasa sedih dan mencoba melupakannya.
        
         Fajar menjemput pagi, saya berangkat ke sekolah dengan memakai motor kesayanganku. Apa yang dikatakan Udin ternyata benar. Di perjalanan saya melihat Princes diboceng oleh seseorang Mungkin teman sekolahnya. Princes berpegangan mesrah. Telingaku menjadi panas. Aku balap motorku menjauh.
       Teman sekelasku tahu itu. mereka menghiburku hingga rasa sakit di hati tidak lagi terasakan. saya merasakan arti pengalaman hidup bersama seorang wanita. Pedih.

        Hari berganti dan terasa bagai tertidur dalam melodi cinta dan terjebak di hati yang dalam. Tak terasa aku sudah kelas IX. tinggal setahun lagi kami meninggalkan SMP ini  Saya akan bersungguh-sunggu agar memperoleh nilai terbaik di ujian nasional nanti. Cinta tak dapat merangkul semua kehidupan maka saya tidak akan merasakan apa arti cinta itu lagi.
       Lonceng berbunyi tanda keluar main. Saya pergi ke kantin sekolah. Menemui  Manik, pemilik warung. Manik banyak tahu tentang hubunganku dengan Princes . aku menceritakan halku dengan Princes “Tak usah bersedih. Cari saja penggantinya”  Usul  Manik.
        Saya merasa perlu menerima usul Manik walau Saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk membuang rasa pedih di hati.
         Tak sengaja  saya bersenggolah  dengan Bella ketika bergegas menuju kelas.
         “Maaf saya tidak sengaja” kataku.
        “iya, ngak apa-apa” jawab Bella “bagaimana hubunganmu dengan Princes?”
        “Aku sudah putus beberapa bulan ini.”
        “Woo.!” Kata Bella sambil berlalu.

         Aku mengenal Bella sajak masih kelas VII. Dia wanita cantik, baik, pandai dan rajin.Saya ada hati padanya sebelum bertemu Princes.  Udin menyarankan agar aku mendekati Bella sebagai pengganti Princes. Walau sulit untuk mendapatkan hati Bella, saya akan mencoba.
       Tahun ajaran baru seorang siswa baru mendapat perhatian khusus banyak cewek di sekolah ini. Cowok tampan berwajah Aliando membuat hatiku berkerut.
        Saya memergoki Bella bertegur sapa dengan  Aliando di kantin sekolah.
       “Siapa namamu?” kata Bella.
       “Alim Buhari” jawabnya.
       ‘Namamu bagus” kata Bella.
       Cowok itu tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi. Aku menjadi iri.
        Sejak itu aku sering melihat Bella berduaan dengan Alim. Tak ada celah buat saya ketemu  Bella. Hingga kudapati Alim menembak Bella di depan kelasnya. Bella mengangguk setuju. Kulihat kilatan cinta dimata Bella. Aku cemburu.
         Hati ini sekali lagi merasakan pedihnya cinta. Aku gagal lagi.
         Hari semakin terasa panas ketika saya meninggalkan pekarangan sekolah siang ini. Hatiku kian kemarau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar