Senin, 06 Oktober 2014

Cerpen Karya Siswa



SEPAK TAKROW
Irwansyah (Kelas IX A 2014/2015)


Rasa gembira menylimuti ketika Pak Ompo guru olahraga mengumumkan kalau aku terpilih menjadi pemain inti mewakili sekolah dalam pertandingan sepak takrow perayaan kemerdekaan tahun 2014.  Rasa gembira juga terpancar di wajah Syukri, Ivin, dan Ishak, temanku di Pengembangan Diri.
***

Masih di kelas VII aku mengimpikan untuk menjadi pemain takrow sekolah.  Aku suka permainan ini sehingga ketika penentuan ikut pengembangan diri, aku memilih sepak takrow sebagai  pilihan pertama.
Setiap Jumat aku latihan menyepak, menerima dan mengantar bola .  kegiatan  itu berlangsung hingga aku naik kelas VIII.
Usai pelaksanaan ujian semester ganji, kepala sekolah mengumumkan kalau akan diadakan Porseni dan salah satu pertandingan olah raga yang ada adalah sepak takrow. Aku bersorak gembira.
Porseni berlangsung seru tapi tim sepak takrow kelasku tak patut dibanggakan. Kelasku kalah pada babak penyisihan. Walau kalah, pertandingannya seru. Aku hampir saja mengalahkan kakak kelasku.
Kekalahan demi kekalahan  memotivasi diriku untuk lebih baik. Kekalahan adalah awal dari kesuksesan. Aku terus berlatih pada setiap jam pengembangan diri. Demikian pula di luar jam sekolah. Setiap ada permainan sepak takrow aku selalu ikut bermain untuk melatih diri.
Ketika aku bermain dan aku kalah aku mulai resah dan emosi melihat lawanku meremehkan cara bermainku. Karena kesal, teman mainku pun kumarahi kalau salah menerima bola.
 Karena prilakuku, teman-teman tak mau main denganku.
Menyadari kekeliruanku, aku meminta maaf pada teman-temanku dan mencoba menyabarkan diri.
Naik ke kelas IX tidak ada lagi kelas pengembagan diri sesuai kurikulum 2013. Tidak ada kegiatan olah raga selain pada jam pelajaran olahraga. Aku tak main takrow lagi.
***


Sudah ramai penonton yang hadir ketika aku dan Tim sekolahku sampai di lapangan pagi itu. Para pemain pun sudah datang dengan pakaian seragam masing-masing. Mereka berlatih pemanasan  di sekitar lapangan Takrow. pertandingan pertama aku akan melawan SMP Panaikan. Teman-temanku banyak yang datang menyaksikan pertandingan ini. Orang tuaku juga kuberitahu agar ia bisa datang memberi semangat padaku.  Aku tidak memandang enteng SMP Panaikan tapi aku yakin   bisa mengalahkan mereka.
Pertandingan berjalan seru. Mulanya seimbang  dan aku mulai gerah tak bisa menang angka . ketika tiba giriranku menyepak sebagai tekong, bolaku masuk ke sudut lapangan lawan. Tepuk tangan teman-temanku bergemuruh. Kudengar suara menyebut namaku, suara itu aku kenal, suara adikku. Aku menoleh, kulihat ia di sudut lapangan menyemangatiku. Aku  berpapasan  mata dengan ibuku, ia melambaikan tangan padaku.   Semangatku bangkit, kuurut dadaku, kuredam emosiku. Dengan bismillah, aku menendang bola, walau diterima lawan, dan bola bergulir bolak balik, aku berhasil mensmesh dan mati di sudut  lapangan lawan. Tepuk tangan kemabli bergemuruh dan aku kian bersemangat.
Apa yang kuramalkan ternyata benar, aku mengalahkan SMP Panaikang dengan dua set langsung.jabat tangan teman-teman dan guruku menyambut kemenanganku.
 Usai pertandingan, ibu dan adikku mendekat menyodorkan gula-gula padaku, aku terharu.
Kemenangan demi kemenangan mengantarku ke   pertandingan final melawan SMP Tondong. Musuh bebuyutan sekolahku dalam permainan takrow. Dalam sejarah sepak takrow,SMP 4 Sinjai Timur, kadang menang dan kadang kalah melawan SMP Tondong. Aku cemas menghadapi pertandingan ini. Hari ini ibu dan adikku tidak dapat menyaksikanku bertanding .
Pak Ompo guru olahragakumengumumkan kalau yang tampil pertama adalah Irwan,  syukri dan Ishak. Ivin dibangku cadangan . Aku sebagai tekong,  Syukri dan Ishak sebagai pengapit.
Aku berjalan memasuki lapangan dengan ragu-ragu. “Irwan!, semangat!” kudengar teriakan teman menyupporku. Aku menoleh tersenyum dan menaikkan jempolku. 
Di set pertama, pertandingan berjalan alot. Sangat sulit menambah poin. Kejar mengejar terjadi. Walau akhirnya aku kalah.
Memasuki set kedua, Pak Karim, Pembina OSIS SMP 4 Sinjai Timur mengusulkan kepada guru olahraga agar diadakan penggantian pemain. Ivin masuk menggantikan Syukri.
Pak Karim menghampiri “kamu untuk tetap bersemangat dalam bertanding. Walau kalah dalam set pertama, harus tetap semangat” ia merangkul kami satu persatu. Aku masuk lapangan dengan hati bersemangat.
Set kedua berjalan lancar, aku berhasil memenangkan pertandingan hingga dilanjutkan ke set ketiga. Pak Karim kembali memberiku semangat. Demikian pula dukungan teman-teman sekolahku. Permainan kembali berjalan alot. Kejar mengejar angka hingga angka 10. Pergantian bola dan SMP Tondong menendang bola. Bola masuk dan aku berhasil mengembalikannnya. Namus smes  saltonya cukup keras dan aku  tak kuasa mengembalikannya dengan baik.  Angka seimbang menjadi 10:10.
Penonton semakin ribut memberi support kepada tim masing-masing. SMP Tondong kembali menendang bola dan masuk. Ivin berhasil mengembalikan bola dengan kepala. Lawan  mengembalikannya dengan tendangan jauh ke belakang. Ishak tak berhasil mengembalikan bola. Susul-menyusul angka yang dibuat SMP Tondong hingga poin 14.
Sebelum SMP Tondong menendang bola kemenangannya, Pak Karim memberi isyarat time out kepada wasit. Wasit menghentikan permainan. Kami di panggil menyudut di belakang lapangan.
Pak Karim membisiki kami “Kamu bisa menang. Hilangkan rasa cemas dan tenangkan perasaannmu. Jauhkan raasa amarah. Urut dadamu dengan pasrah. Kamu akan menang dalam petandingan ini, aku yakin.” Pak Karim Kemudian memeluk kami satu persatu. Sambil memasuki lapangan aku mengurut dadaku dan mencoba melaksanakan semua pesan Pembina OSIS.
SMP Tondong kembali melakuan service. Bolanya melenceng jauh ke luar lapangan. Perpindahan bola menambah gemuruh tepuk tangan guru dan  teman-temanku.
“Konsentrasi!” teriak Pak Ompo guru olahragaku.
Aku menerima bola dari Ivin. Bolanya menyeberang sempurna dan berhasil diterima baik tekong SMP Tondong lalu mengembalikannya. Karena bolanya agak tinggi, aku mencoba smash salto. Dan berhasil. Poin bertambah untuk SMP 4 Sinjai Timur. Teman-temanku bersorang gembira. Aku bertambah semangat.
Angka demi angka menyusul hingga aku berhasil menyamakan poin 14:14. Wasit memutuskan jus 2.
Aku kembali menservice bola dan menyeberang. Apit kiri menerima dan mengopor pada tekong SMP Tondong. Tekong mencoba  menahan bola dengan lutut lalu ,menyundulnya dengan kepala. Tapi karena salah langkah bola menyentuh net dan tidak terselamatkan. Poin untuk SMP 4. 15:14.
Teman-temanku melompat gembira. Wasit meniup pluit tanda perintah memulai service.
Aku semakin  berdebar. Apakah aku bisa mengakhiri pertandingan ini? Kujauhkan segala cemas dan mencoba tegar. Aku menyeberangkan bola dengan selamat. Apit kanan menerima dengan kepala. Bolanya terpental ke samping tapi dengan sigap apit kanan menerima dan menyeberangkan bola.  Ishak menerima bola dengan kaki lalu mengopernya tinggi dengan kepalanya. Aku mencoba smesh salto dan pas jatuh di sudut lapangan lawan. Serentak temanku berhamuran memasuki lapangan
 guru olahraga dan Pembina OSIS memeluk kami satu persatu. Aku terharu menerima sambutan guru dan teman sekolahku.  Aku bersyukur dapat mengalahkan SMP Tondong dengan angka tipis.
Sinjai,2 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar