SEPAK TAKROW
Irwansyah (Kelas IX A 2014/2015)
Rasa gembira menylimuti ketika
Pak Ompo guru olahraga mengumumkan kalau aku terpilih menjadi pemain inti
mewakili sekolah dalam pertandingan sepak takrow perayaan kemerdekaan tahun
2014. Rasa gembira juga terpancar di
wajah Syukri, Ivin, dan Ishak, temanku di Pengembangan Diri.
Masih di kelas VII aku mengimpikan
untuk menjadi pemain takrow sekolah. Aku
suka permainan ini sehingga ketika penentuan ikut pengembangan diri, aku
memilih sepak takrow sebagai pilihan
pertama.
Setiap Jumat aku latihan
menyepak, menerima dan mengantar bola . kegiatan
itu berlangsung hingga aku naik kelas VIII.
Usai pelaksanaan ujian semester
ganji, kepala sekolah mengumumkan kalau akan diadakan Porseni dan salah satu
pertandingan olah raga yang ada adalah sepak takrow. Aku bersorak gembira.
Porseni berlangsung seru tapi tim
sepak takrow kelasku tak patut dibanggakan. Kelasku kalah pada babak
penyisihan. Walau kalah, pertandingannya seru. Aku hampir saja mengalahkan
kakak kelasku.
Kekalahan demi kekalahan memotivasi diriku untuk lebih baik. Kekalahan
adalah awal dari kesuksesan. Aku terus berlatih pada setiap jam pengembangan
diri. Demikian pula di luar jam sekolah. Setiap ada permainan sepak takrow aku
selalu ikut bermain untuk melatih diri.
Ketika aku bermain dan aku kalah
aku mulai resah dan emosi melihat lawanku meremehkan cara bermainku. Karena
kesal, teman mainku pun kumarahi kalau salah menerima bola.
Karena prilakuku, teman-teman tak mau main
denganku.
Menyadari kekeliruanku, aku
meminta maaf pada teman-temanku dan mencoba menyabarkan diri.
Naik ke kelas IX tidak ada lagi
kelas pengembagan diri sesuai kurikulum 2013. Tidak ada kegiatan olah raga
selain pada jam pelajaran olahraga. Aku tak main takrow lagi.
***
Sudah ramai penonton yang hadir
ketika aku dan Tim sekolahku sampai di lapangan pagi itu. Para pemain pun sudah
datang dengan pakaian seragam masing-masing. Mereka berlatih pemanasan di sekitar lapangan Takrow. pertandingan
pertama aku akan melawan SMP Panaikan. Teman-temanku banyak yang datang
menyaksikan pertandingan ini. Orang tuaku juga kuberitahu agar ia bisa datang
memberi semangat padaku. Aku tidak
memandang enteng SMP Panaikan tapi aku yakin
bisa mengalahkan mereka.
Pertandingan berjalan seru. Mulanya
seimbang dan aku mulai gerah tak bisa
menang angka . ketika tiba giriranku menyepak sebagai tekong, bolaku masuk ke
sudut lapangan lawan. Tepuk tangan teman-temanku bergemuruh. Kudengar suara
menyebut namaku, suara itu aku kenal, suara adikku. Aku menoleh, kulihat ia di
sudut lapangan menyemangatiku. Aku berpapasan
mata dengan ibuku, ia melambaikan tangan padaku. Semangatku bangkit, kuurut dadaku, kuredam
emosiku. Dengan bismillah, aku menendang bola, walau diterima lawan, dan bola
bergulir bolak balik, aku berhasil mensmesh dan mati di sudut lapangan lawan. Tepuk tangan kemabli
bergemuruh dan aku kian bersemangat.
Apa yang kuramalkan ternyata
benar, aku mengalahkan SMP Panaikang dengan dua set langsung.jabat tangan
teman-teman dan guruku menyambut kemenanganku.
Usai pertandingan, ibu dan adikku mendekat
menyodorkan gula-gula padaku, aku terharu.
Kemenangan demi kemenangan
mengantarku ke pertandingan final
melawan SMP Tondong. Musuh bebuyutan sekolahku dalam permainan takrow. Dalam
sejarah sepak takrow,SMP 4 Sinjai Timur, kadang menang dan kadang kalah melawan
SMP Tondong. Aku cemas menghadapi pertandingan ini. Hari ini ibu dan adikku
tidak dapat menyaksikanku bertanding .
Pak Ompo guru
olahragakumengumumkan kalau yang tampil pertama adalah Irwan, syukri dan Ishak. Ivin dibangku cadangan . Aku
sebagai tekong, Syukri dan Ishak sebagai
pengapit.
Aku berjalan memasuki lapangan
dengan ragu-ragu. “Irwan!, semangat!” kudengar teriakan teman menyupporku. Aku
menoleh tersenyum dan menaikkan jempolku.
Di set pertama, pertandingan
berjalan alot. Sangat sulit menambah poin. Kejar mengejar terjadi. Walau
akhirnya aku kalah.
Memasuki set kedua, Pak Karim,
Pembina OSIS SMP 4 Sinjai Timur mengusulkan kepada guru olahraga agar diadakan
penggantian pemain. Ivin masuk menggantikan Syukri.
Pak Karim menghampiri “kamu untuk
tetap bersemangat dalam bertanding. Walau kalah dalam set pertama, harus tetap
semangat” ia merangkul kami satu persatu. Aku masuk lapangan dengan hati
bersemangat.
Set kedua berjalan lancar, aku
berhasil memenangkan pertandingan hingga dilanjutkan ke set ketiga. Pak Karim
kembali memberiku semangat. Demikian pula dukungan teman-teman sekolahku.
Permainan kembali berjalan alot. Kejar mengejar angka hingga angka 10.
Pergantian bola dan SMP Tondong menendang bola. Bola masuk dan aku berhasil mengembalikannnya.
Namus smes saltonya cukup keras dan aku tak kuasa mengembalikannya dengan baik. Angka seimbang menjadi 10:10.
Penonton semakin ribut memberi
support kepada tim masing-masing. SMP Tondong kembali menendang bola dan masuk.
Ivin berhasil mengembalikan bola dengan kepala. Lawan mengembalikannya dengan tendangan jauh ke
belakang. Ishak tak berhasil mengembalikan bola. Susul-menyusul angka yang
dibuat SMP Tondong hingga poin 14.
Sebelum SMP Tondong menendang
bola kemenangannya, Pak Karim memberi isyarat time out kepada wasit. Wasit
menghentikan permainan. Kami di panggil menyudut di belakang lapangan.
Pak Karim membisiki kami “Kamu bisa menang. Hilangkan rasa
cemas dan tenangkan perasaannmu. Jauhkan raasa amarah. Urut dadamu dengan pasrah.
Kamu akan menang dalam petandingan ini, aku yakin.” Pak Karim Kemudian memeluk
kami satu persatu. Sambil memasuki lapangan aku mengurut dadaku dan mencoba
melaksanakan semua pesan Pembina OSIS.
SMP Tondong kembali melakuan
service. Bolanya melenceng jauh ke luar lapangan. Perpindahan bola menambah
gemuruh tepuk tangan guru dan
teman-temanku.
“Konsentrasi!” teriak Pak Ompo
guru olahragaku.
Aku menerima bola dari Ivin. Bolanya
menyeberang sempurna dan berhasil diterima baik tekong SMP Tondong lalu
mengembalikannya. Karena bolanya agak tinggi, aku mencoba smash salto. Dan
berhasil. Poin bertambah untuk SMP 4 Sinjai Timur. Teman-temanku bersorang
gembira. Aku bertambah semangat.
Angka demi angka menyusul hingga
aku berhasil menyamakan poin 14:14. Wasit memutuskan jus 2.
Aku kembali menservice bola dan
menyeberang. Apit kiri menerima dan mengopor pada tekong SMP Tondong. Tekong
mencoba menahan bola dengan lutut lalu ,menyundulnya
dengan kepala. Tapi karena salah langkah bola menyentuh net dan tidak
terselamatkan. Poin untuk SMP 4. 15:14.
Teman-temanku melompat gembira.
Wasit meniup pluit tanda perintah memulai service.
Aku semakin berdebar. Apakah aku bisa mengakhiri
pertandingan ini? Kujauhkan segala cemas dan mencoba tegar. Aku menyeberangkan
bola dengan selamat. Apit kanan menerima dengan kepala. Bolanya terpental ke
samping tapi dengan sigap apit kanan menerima dan menyeberangkan bola. Ishak menerima bola dengan kaki lalu
mengopernya tinggi dengan kepalanya. Aku mencoba smesh salto dan pas jatuh di
sudut lapangan lawan. Serentak temanku berhamuran memasuki lapangan
guru olahraga dan Pembina OSIS memeluk kami
satu persatu. Aku terharu menerima sambutan guru dan teman sekolahku. Aku bersyukur dapat mengalahkan SMP Tondong
dengan angka tipis.
Sinjai,2 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar