Kamis, 25 Oktober 2012

CINTA SEGI TIGA



Matahari meniti di puncak bukit. Di sebelah barat sang surya terlihat merah membara. Pada saat itu aku jalan-jalan di Batu Lappa. Seseorang memanggilku. Aku menoleh dan ternyata Iccan’k bersama teman-temannya, Iphoel, Erwin’k, Jamsat dan Wandi. Mereka itu teman baik Iccan’k. Kadang kalau aku menelpon di HP Jamsal, ia rela memanggilkan Iccan’k untukku, karena HP dia sedang rusak. Salah satu dari teman-temannya itu sering curhat padaku. Ia sering menanyakan kabarku dan kabar hubunganku dengan Iccan’k. Terkadang juga ia minta nomor HP temanku dan nitip salam. Aku mengerti kalau ia ngomong begitu padaku, apalagi kalau bukan  untuk urusan pacar.
Seringkali aku membohonginya dengan memberikan nomor HP temanku yang tidak aktif karena kalau aku bilang  tidak ada, ia tidak percaya padaku. Aku tidak bermaksud membohonginya tapi mau bagaimana lagi?  Biasanya pulsaku sering habis kalau keasyikan ngobrol, tetapi aku tidah pernah menghiraukan, karena pulsa bisa diganti kapan saja.
***
Perasaan cinta itu mulai tumbuh sejak aku duduk di kelas VIII. Ketika aku sering melihat dia lewat depan rumahku. Aku sering bertanya-tanya dalam hati, “Andai saja lelaki itu bisa jadi teman dekatku.” sering aku berdoa semoga lelaki yang sering lewat depan rumahku itu bisa jadi temanku.
Terkadang aku sering berpikir “Kenapa aku jauh cinta dengan orang yang tidak kukenal?” tapi mungkin aku sedang merasakan yang namanya cinta buta. Mencintai seseorang dari pandangan pertama. Ia keren.
Setiap hari aku melihatnya. Perasaanku sangat senang, seperti mendapat hadiah yang dimimpikan. Setelah aku memendam perasaan itu cukup lama, tuhan mendengar doaku dan mengabulkan permintaanku untuk dekat dengan lelaki itu. Tak disangka aku bertemu dan bertatap muka dengannya diacara pesta pernikahan keluargaku. Ia datang dengan teman-temannya. Rasa senang itu bertambah ketika ia minta tukaran nomor HP denganku. Saat-saat itulah yang kunantikan selama ini,  bisa bertatap muka dan jabat tangan dengannya. Tangannya hangat.
***
Hari-hari yang kujalani setelah mengenal dia dan dekat dengannya. Rasanya begitu sempurna. Karena setiap kali aku dapat masalah, aku selalu cerita padanya dan Cuma dia yang bisa membuat hatiku tenang untuk menghadapi segala masalah itu.
 Hampir dua bulan aku menjalani hubungan dengan dia, hubunganku diuji oleh Tuhan. Ada pria lain, namanya Radhyt . Ia mengatakan cinnta padaku. Mungkin aku tidak bisa melewati ujian ini sehingga aku menerimanya menjadi pacarku. Mungkin sifatku ini keterlaluan karena sudah mencampakkan hati Iccan’k yang begitu sayang dan setia padaku.
Aku menjalani hubungan dengan Radhyt tanpa rasa cinta yang mendasari melainkan rasa kesal dan dendam karena aku ingin Radhyt merasakan sakit yang pernah dirasakan saudara sepupuku sendiri. Pria itu pernah menjalin hubungan dengan saudara sepupuku tapi ia tidak pernah menganggpnya sebagai pacar, melainkan sebagai pelarian semata.
Azan Isya terdengar berkumandan di Masjid. Saat itu aku pulas belajar. Tiba-tiba HKku berdering. Aku pikir yang menelepon Iccan’k tetapi salah. Saat aku melihat HPku ternyata yang menelepon, Radhyt. Aku mengobrol panjang lebar dengannya. setelah aku ngobrol dengan Radhyt, tanpa kusadari Iccan’k juga meneleponku sebanyak lima kali. Karena aku tidak menjawab teleponnya, ia langsung kirim SMS dan berkata “Kenapa teleponku nggak kamu jawab?” aku langsung jawab SMS Iccan’k. Ia kemudian menelepon padaku dan menanyakan “Kamu lagi ngapain sampai-sampai aku telepon nggak kamu jawab?”
“Tadi aku lagi belajar sehingga teleponmu ngak aku jawab, maaf ya?” jawabku dengan hati was-was.
Ia tidak curiga sama sekali denganku. Setelah ngobrok lama, ia memberikan Hpnya pada temannya yang ingin kenalan denganku dan mendengar suaranya, perasaanku berkata kalau aku sudah kenal  orangnya. Pria itu menanyakan nama dan alamat sekolahku. Aku pun menjawab dengan enteng “ Aku Ikra. Sekolah di SMP  4 Sinjai Timur.
“Kok kamu bisa kenal dengan Iccan’k? Ada hubungan apa kamu dengannya?” aku tidak menjawab karena kalau sampai keceplosan semua rencana jahatku akan berantakan. Tapi ia terus mendesakku untuk menjawab pertanyaannya. Dan setelah cukup lama ia mendesakku, ia langsung menanyakan pada Iccan’k dan iccank pun menjawab dengan jujur. Akhirnya aku ketahuan selingkuh. Iccan’k marah besar padaku sampai-sampai tidak menelepon dan  SMS padaku bahkan kalau aku lewat dekat rumahnya ia selalu menghindar dariku.
** *
Setelah kejadian itu, aku ajak Iccan’k  dengan Radhyt untuk ketemu. Kita bertiga ketemuan diPaantai Ujung Kupang. Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Iccan’k maupun dengan Radhyt tapi  nyatanya setelah Iccan’k dan Radhyt ketemu,  mereka bertengkar. Aku mencoba melerai perkelahian itu tapi Radhyt tidak menghiraukanku. Ia terus memukul Iccan’k dengan helm hingga helm Radhyt pecah. Kepala dan tangan Iccan’k luka sedang radhyt sedikitpun tidak lecet. Melihat kejadian itu, aku merasa kasihan pada mereka berdua dan tak sadar aku meneteskan air mata.
***
Malan harinya Iccan’k meneleponku . perasaanku campur aduk senang dan sedih. Senangnya, meskipun ia luka tapi dia tetap menghubungiku.  Sedangkan sedihnya, gara-gara kehilafanku dia hampir saja meninggalkan aku selamanya.
Tapi perasaanku bingung untuk apa lagi dia meneleponku. Apa mungkin di ingin memutuskan hubungan yang selama ini terjalin? Ternyata pemikiranku meleset. Ia memaafkan kehilafanku dan ingin memperbaiki kembali hubunganku tetapi dengan satu syarat aku harus memutuskan Radhyt.
Tak berpikir lama aku menelepon Radhyt dan menyatakan “aku tidak ingin hubunganku berantakan dengan Iccan’k cuma karena rasa dendam.” Ia mengerti perkataanku.
Aku sadar, ternyata menduakan hati itu  sebuah kebohongan besar. Semua itu akan menjadi pelajaran berharga bagiku.
IKRAWATI NUR
Kelas IXb SMPN 4 Sinjai Timur
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar