MENGENAL HUTAN MANGROVE
Kelompok IV (Andika Ramadhan, Muh. Taufik, Fauzan,Amirul Mukmin, Syahrul)
Bab I Pendahuluan
1.
Rumusan masalah
Hutan mangrove secara langsung menghasilkan kayu
yang bermanfaat bagi masyarakat. Pohon bakau misalnya, sangat baik untuk
merabot rumah tangga atau sebagai bahan pembuatan arang kualitas terbaik. Dari
manfaat ini terjadi penebangan semena-mena sehingga luas hutan pantai semakin
menyusut dan membahayakan bagi kehidupan masyarakat pesisir khususnya.
Semakin berkurangnya areal hutang mangrove
memperkecil areal kehiupan biota laut sehingga beberapa jenis hewan tidak
ditemukan lagi keberadaannya.
Ada usaha pemerintah untuk mengadakan reboisasi pada
daerah-daerah pantai dan sangat memerlukan perhatian masayarakat sekitar untuk
berpartisipasi menjaga lingkungan dengan dasar kesadaran yang tinggi karena
fungsi hutan mangrove mungkin tidak akan dirasakan sekarang tetapi akan sangat
dirasakan manfaatnya bagi generasi yang akan datang.
2.
Rumusan Masalah
Apa itu hutang Mangrove?
Apakah fungsi hutan mangrove bagi masyarakat?
3.Tujuan
Untuk memahami dan mengetahui fungsi hutan mangrove
bagi masayakarat
BAB II Pembahasan
1.
Hutan
Pengertian
hutan atau definisi hutan yang diberikan Dengler adalah suatu kumpulan atau
asosiasi pohon-pohon yang cukup rapat dan menutup areal yang cukup luas
sehingga akan dapat membentuk iklim mikro yang kondisi ekologis yang khas serta
berbeda dengan areal luarnya (Anonimous 1997).
Hutan
adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi hutan bukan hanya
sekedar pohon. Termasuk di dalamnya tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak
belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat beranekaragam
burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan hutan sebagai
habitatnya.
Pohon tidak dapat dipisahkan dari hutan, karena pepohonan adalah
vegetasi utama penyusun hutan tersebut. Selama pertumbuhannya pohon melewati
berbagai tingkat kehidupan sehubungan dengan ukuran tinggi dan diameternya.
2. Hutan Mangrove
Hutan Bakau atau disebut juga hutan Mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau,dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas,
baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami
daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang
bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat
khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
3. Perbedaan Mangrove dan Bakau
Istilah
mangrove sering kali dianggap sama dengan bakau. Padahal di beberapa literatur
kedua istilah tersebut merujuk pada hal yang berbeda. Bakau merupakan istilah
bahasa Indonesia dan juga Malaysia yang mengacu pada sekelompok tanaman yang
berasal dari genus Rhizophora. Contohnya Rhizophora apiculata, Rhizophora
mucronata, Rhizophora stylosa,
dan lain-lain.
Sedangkan
mangrove mengacu pada semua jenis tanaman yang tumbuh di sekitar garis pantai
dan bisa hidup di lingkungan yang bersalinitas tinggi. Termasuk di
dalamnya berabagai jenis pohon bakau. Jadi di sini cukup jelas perbedaannya,
bakau termasuk ke dalam salah satu jenis mangrove.
4. Hutan Mangrove Di Kabupaten Sinjai
Dibagian
timur laut Kabupaten Sinjai jejeran dan rimbunan hutan bakau yang tertata
alami, pesisir laut Tongke-Tongke 7 km
dari pusat kota Sinjai dengan menggunakan transportasi darat. Sekarang kawasan
mangrove ini dijadikan sebagai kunjungan wisatawan yang terbukti banyak di
minati oleh kalangan mancanegara. Desa Tongke-Tongke dengan kekayaan hutan
bakaunya lebih dikenal dengan laboratorium bakau Sulawesi Selatan dimana
pengembangan Sulawesi Selatan sebagai tempat pengembangan hutan bakau yang
memiliki luas areal 786 Ha, yang dikembangkan dengan swadaya dan budidaya
masyarakat secara murni. Sebuah jalan kayu yang telah permanent sepanjang 250 m
dengan fasilitas shelter serta villa terapung dalam kawasan yang telah menjadi
momok utama dalam pengembangan kepariwisataan sebagai bukti animo masyarakat
melalui pemerintah untuk bersinergi dalam mengelolah asset wisata tersebut.
Disamping itu, masyarakat setempat dan pemerintah telah menyediakan sarana
transportasi laut yang bersandar dipesisir dalam hutan bakau yang mana
dipersiapkan bagi wisatawan mancanegara ataupun lokal untuk lebih menikmati
keindahan hutan bakau dari luar dan biota laut serta keanekaragaman hayati yang
menyatu dengan alam hutan bakau. Dari sektor perkebunan dan perikanan juga
telah memfasilitasi sebuah sanggar tani yang dijadikan sebagai pusat pelatihan
bakau dan aktifitas para sanggar tani wanita yang lebih berorientasi pada
pemeliharaan bakau dan pengembangan disektor perikanan.
5. Fungsi Hutan Mangrove
a.
Menahan
aberasi
Mangrove tumbuh disepanjang garis
pantai seakan-akan memisahkan antara lautan dan daratan. Keberadaan mangrove
menghambat gelombang dan angin yang datang dari arah laut agar tidak langsung
membentur daratan. Di daerah-daerah yang memiliki tutupan mangrove hampir tidak
ditemukan aberasi parah. Bahkan di daerah-daerah tertentu keberadaan mangrove
melindungi pemukiman, pertanian dan fasilitas lain yang terdapat dibelakangnya.
Pada tahun 1993 saat terjadi tsunami, dusun Tongke-tongke dan Pangasa di
Sinjai, Sulawesi Selatan, terhindar dari gelombang pasang. Kedua dusun itu
memiliki tutupan mangrove yang tebal. Kontras dengan dusun-dusun disekitarnya
yang mengalami kerusakan cukup parah karena tidak memiliki mangrove.
b.
Membentuk lahan
baru
Vegetasi mangrove mempunyai
kemampuan untuk memerangkap sedimen lumpur yang di bawa dari arah daratan. Akar-akar
mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, sehingga terjadi
konsolidasi sedimen di hutan mangrove. Sifat memerangkap sedimen
ini dihubungkan dengan kemampuan hutan mangrove untuk menciptakan daratan
baru. Pertumbuhan hutan mengrove yang terus merangsek ke laut disinyalir bisa
menambah luas daratan, meski hal ini masih diperdebatkan.
c.
Mencegah
intrusi air laut
Beberapa jenis mangrove mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi terhadap salinitas air laut. Salah satunya dengan
kelenjar khusus pada daun yang dapat mengeluarkan garam. Lapisan mangrove
paling depan (mengarah ke laut) biasanya mempunyai kemampuan beradaptasi dengan
salinitas tinggi. Semakin ke belakang areal mangrove semakin tawar. Dengan
adanya kemampuan ini, hutan mangrove dipercaya bisa mencegah intrusi air laut.
d.
Menyediakan makanan
dan material
Sudah diketahui sejak lama bahwa
hutan mangrove merupakan tempat berkembang biak ikan, udang, kepiting, moluska
dan hewan-hewan lainnya. Keberadaan mangrove berkorelasi positif dengan produksi
perikanan setempat. Ikan-ikan bernilai komersial tinggi banyak yang
mengandalkan mangrove sebagai tempat regenerasi. Sebagai contoh,
menurunnya produksi ikan di Bagan Siapi-api disebabkan oleh rusaknya habitat
mangrove. Padahal di era perang dunia II daerah ini merupakan penghasil ikan
utama dunia. Selain sumber makanan, mangrove juga diambil kayunya untuk
bahan bangunan dan industri. Konon pulp yang diambil dari kayu mangrove
merupakan bahan untuk kertas premium. Kayu bakar dari mangrove juga terkenal bermutu
tinggi. Selain itu, mangrove dimanfaatkan untuk diambil tanin-nya.
e.
Sumber
keanekaragaman hayati
Hutan mangrove merupakan sumber
plasma nutfah dan keanekaragaman hayati. Selain ikan, hutan ini menjadi habitat
hidup berbagai satwa mulai yang umum hingga satwa langka. Mulai dari
jenis-jenis burung hingga primata.
6. Satwa
yang ada di hutan mangrove
Hutan
mangrove menjadi habitat berbagai jenis fauna, mulai dari satwa air hingga
primata. Ekosistem mangrove menjadi tempat berkembang biak berbagai satwa air
seperti ikan, udang-udangan, kepiting dan moluska. Beberapa jenis burung air
juga memilih tempat ini untuk berkembang biak. Selain itu mangrove menjadi
tempat mencari makan sejumlah satwa liar seperti reptil dan mamalia. Berikut
ini jenis-jenis satwa yang sering dijumpai di hutan mangrove:
a. Ikan
Ikan menjadikan mangrove sebagai tempat berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Ikan-ikan kecil memilih berkembang biak di habitat mangrove untuk menghindari predator. Mangrove menyediakan makanan bagi ikan dalam bentuk material organik yang berupa guguran vegetasi tanaman, berbagai jenis serangga, kepiting, udang-udangan dan hewan invertebrata.
Ikan menjadikan mangrove sebagai tempat berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Ikan-ikan kecil memilih berkembang biak di habitat mangrove untuk menghindari predator. Mangrove menyediakan makanan bagi ikan dalam bentuk material organik yang berupa guguran vegetasi tanaman, berbagai jenis serangga, kepiting, udang-udangan dan hewan invertebrata.
b. Kepiting
Kepiting merupakan hewan yang paling umum dan mudah ditemukan di areal mangrove. Menurut sejumlah penelitian rata-rata ada 10-70 ekor kepiting di setiap meter persegi hutan mangrove.
Kepiting merupakan hewan yang paling umum dan mudah ditemukan di areal mangrove. Menurut sejumlah penelitian rata-rata ada 10-70 ekor kepiting di setiap meter persegi hutan mangrove.
c. Moluska
Moluska banyak di temukan di hutan mangrove Indonesia. Hewan ini hidup di dalam tanah, permukaan tanah, atau menempel di batang-batang pohon.
Moluska banyak di temukan di hutan mangrove Indonesia. Hewan ini hidup di dalam tanah, permukaan tanah, atau menempel di batang-batang pohon.
d. Udang-udangan
Mangrove juga menjadi habitat udang-udangan (Crustacea) yang memiliki nilai komersial tinggi.
Mangrove juga menjadi habitat udang-udangan (Crustacea) yang memiliki nilai komersial tinggi.
e. Serangga
Serangga yang hidup di hutan mangrove kebanyakan berasal dari ordo Hymenoptera, Diptera dan Psocoptera. Serangga memiliki peran penting dalam jaring makanan di hutan mangrove. Beberapa diantaranya menjadi pakan bagi burung air, ikan, dan reptil.
Serangga yang hidup di hutan mangrove kebanyakan berasal dari ordo Hymenoptera, Diptera dan Psocoptera. Serangga memiliki peran penting dalam jaring makanan di hutan mangrove. Beberapa diantaranya menjadi pakan bagi burung air, ikan, dan reptil.
f. Reptil
Reptil yang ditemukan di hutan mangrove biasanya dapat ditemukan juga di lingkungan air tawar atau di daratan. Beberapa diantaranya adalah buaya muara, biawak, ular air, ular mangrove (Boiga dendrophila), dan ular tambak.
Reptil yang ditemukan di hutan mangrove biasanya dapat ditemukan juga di lingkungan air tawar atau di daratan. Beberapa diantaranya adalah buaya muara, biawak, ular air, ular mangrove (Boiga dendrophila), dan ular tambak.
g. Amphibia
Hewan jenis amphibi jarang ditemukan di areal mangrove. Sejauh ini hanya ada dua jenis amphibi yang sanggup hidup di lingkungan bersalinitas tinggi seperti mangrove, yakni Rana cancrivora dan Rana limnocharis.
Hewan jenis amphibi jarang ditemukan di areal mangrove. Sejauh ini hanya ada dua jenis amphibi yang sanggup hidup di lingkungan bersalinitas tinggi seperti mangrove, yakni Rana cancrivora dan Rana limnocharis.
h. Burung
Hutan mangrove adalah surga bagi burung air dan burung migrasi lainnya. Setidaknya ada 200 spesies burung yang bergantung pada ekosistem mangrove, atau sekitar 13% dari seluruh burung yang ada di Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk burung-burung bangau yang terancam punah, seperti bangau wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus).
Hutan mangrove adalah surga bagi burung air dan burung migrasi lainnya. Setidaknya ada 200 spesies burung yang bergantung pada ekosistem mangrove, atau sekitar 13% dari seluruh burung yang ada di Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk burung-burung bangau yang terancam punah, seperti bangau wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus).
i. Mamalia
Mamalia menjadikan habitat mangrove sebagai tempat mencari makan. Beberapa diantaranya adalah babi liar, kelalawar, kancil, berang-berang, dan kucing bakau. Sedangkan untuk mamalia air ada lumba-lumba yang hidup disekitar muara. Bahkan harimau sumatera juga ditemukan berkeliaran di hutan mangrove wilayah Sungai Sembilang, Sumatera Selatan. Primata merupakan salah satu jenis mamalia yang sering mencari makan di hutan mangrove. Diantaranya ada lutung, monyet ekor panjang, dan bekantan. Namun mamalia tersebut tidak ada yang eksklusif hidup di hutan mangrove.
Mamalia menjadikan habitat mangrove sebagai tempat mencari makan. Beberapa diantaranya adalah babi liar, kelalawar, kancil, berang-berang, dan kucing bakau. Sedangkan untuk mamalia air ada lumba-lumba yang hidup disekitar muara. Bahkan harimau sumatera juga ditemukan berkeliaran di hutan mangrove wilayah Sungai Sembilang, Sumatera Selatan. Primata merupakan salah satu jenis mamalia yang sering mencari makan di hutan mangrove. Diantaranya ada lutung, monyet ekor panjang, dan bekantan. Namun mamalia tersebut tidak ada yang eksklusif hidup di hutan mangrove.
Bab III Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Hutan mangrove memiliki peran ekologis
yang besar bagi kehidupan manusia. Telah berabad-abad lamanya
dijadikan tumpuan jutaan orang yang hidup di pesisir. Hutan ini memiliki
banyak fungsi mulai dari penyedia sumber makanan, bahan baku industri, mencegah
banjir, mencegah erosi, hingga fungsi rekreasi.
2. Saran
Agar senantiasa menjaga keutuhan hutan Mangrove yang
ada dengan tidak menebang secara semena-mena, membantu pemerintah memperluas
lutan mangrove dan agar tidak mengotori
lingkungan laut terutama disekitar hutang mangrove agar biota laut tidak
terganggu keberadaannya.
Daftar Pustaka
Anind yarini, Atika, 2008. Bahasa Indonesia, Surakarta Pusat Perbukuan.
Yus Rusila Noor, dkk. 1999. Panduan
pengenalan mangrove di Indonesia. Cetakan ulang ke-3. Ditjen PHKA dan Wetland
International.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar