HAMPA
Anggun Reskiana ixb
Tahun 2020 saat virus corona dinyatakan sebagai Pandemi Covid-19 di
Indonesia, semua sekolah tatap muka ditutup dan dialihkan menjadi sekolah
online.
Aku masih ingat pada hari Selasa, tanggal 17 Maret 2020, siswa dikumpulkan
di lapangan mendengarkan pengumuman bahwa sekolah diliburkan selama dua Minggu.
Ternyata kami tidak hanya libur dua Minggu tapi satu tahun lebih. Sampai saat ini saja pandemi belum berakhir entah sampai kapan.
Tahun 2020 rasanya tahun terberat yang pernah aku lalui. Bukan karena
masalahku tapi kondisi lingkungan yang memaksakan menerima kenyataan seperti
ini. Belajar di rumah bukanlah perkara gampang. Biayanya mahal dan monoton.
Pandemic merubah banyak hal dalam hidupku aku yang biasanya produktif
sekali kini menjadi pemalas. Aku yang dulu suka akan keramaian kini aku lebih
nyaman saat sendirian berbicara dengan diriku sendiri. Setiap hari hanya di
rumah. Tidak boleh kemana-mana. Keluar rumah harus pakai masker karena satu
dengan lainnya saling mencurigai. Aku merasa bosan tidak ada yang menarik dari keseharianku.
Setiap hari hanya makan, minum, tidur, dan melakukan beberapa aktifitas
tak berarti. Terkadang aku berpikir ingin kembali ke tahun 2019 dimana semua terasa
indah apa daya waktu tidak bisa diputar kembali.
Aku menangis meminta kepada orang tuaku untuk pindah sekolah. Di
pikiranku saat itu jika aku pindah sekolah aku kembali menemukan diriku yang
dulu. Aku bisa kembali semangat untuk membanggakan kedua orang tuaku. Aku bisa
kembali meraih prestasi. Mungkin keputusanku bukanlah keputusan yang terbaik,
apalagi aku mau pindah ke Pondok Pesantren. Aku iri melihat tamanku yang sudah
menjadi hafiz/hafizah. Namun dengan segala alasanku mereka tetap menyuruhku bersabar dan tetap
bersekolah di sini.
Huh……….! Aku
benar-benar bingung. Nilaiku terus menurun karena semangat belajarku yang
hampIr punah. jika aku terus begini aku
bisa jadi apa?.
Seiring berjalannya waktu, kini kami kembali bersekolah walau secara
terbatas. Aku berharap kembali menjadi diriku sendiri. Rasa kangen dengan
teman-temanku terobati, semangatku mulai tumbuh kembali. Harapan hari esok
bersemi untuk menggapai impianku masuk ke SMA paforit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar