YANG TERINDAH
Nur Amalia
Usai lebaran Idul Fitri, Anggin
bersama kedua adiknya, Fahrul dan Andi, berlibur ke Palangka Mereka bermobil
melintasi patung kuda yang terpampang di atas jalan. Kurang lebih sejam sampailah mereka di rumah Tante
Rita. Tante Rita, adik ayah Anggin telah siap dengan berbagai kue lezat.
Keesokan harinya Salsa, Anak tante
Rita yang juga siswa SMP mengajak mereka ke sungai. Cukup jauh ada 1 kolometer
melintasi pematang sawah dan hutan. Alangkah indahnya pemandangan yang ada di
seberang jalan. Salsa lupa membawa bekal
dari dia mengajak mereka ke kebunnya untuk memetik salak.
Kebun tante Rita sangat luas. Ada
berbagai macan pohon buah-buahan ada di kebun itu seperti rambutan, durian,
langsat dan coklat.
Akhirnya sampai juga di sungai.
Tanpa aba-aba Anggin, Salsa, dan Fahrul melompat ke dalam air. Disusul kemudian
dengan Andi. Sungainya sangat luas, airnya bersih dan banyak batu besarnya. Kareka keasyikan berenang mereka
tak tahu kalau Anggin terluka karena menabrak batu besar. Untung lukanya tak
seberapa. Hanya sikunya saja yang lecet. mereka serempak menyuruh Anggin
istirahat tapi Anggin menolak.
“Aku lupa kalau aku bawa ponsel”
kata Fahrul.
Farul mengambil ponselnya lalu
berteriak“Semua ambil gaya”
Ketiganya bergaya sesukanya. Andi
berdiri mengangkat tangannya di atas batu, Salsa dan Anggin berenang dan
mengatakan vis.
“Bagaimana kalau kita berlomba
nyelam di sungai ini “ usul Andi.
Mereka serempak setuju. Kurang lebih
sejam mereka berlomba berenang.
“Aku bosan” kata Anggin. “Bagaimana
kalau kita makan salak lalu bijinya dikumpulkan untuk dipakai lomba. Semua
setuju.
Mereka serempak makan salak. Setelah
biji salaknya banyak, mereka mulai mengadakan lomba. Pemain pertama, Andi dan
Fahrul.
Anggin berkata “Siapa yang pertama
menemukan biji salak ini maka dialah pemenangnya dan akan melawan pemenang
kelompok Salsa dan Anggin.
Salsa menghitung.” Satu, dua, tiga”
Anggin melempar biji salak ke air
lalu Andi dan Fahrul mengejarnya. Ternyata yang menang adalah Andi.
Giliran selanjutnya Salsa dan
Anggin. Persyaratannya sama. Fahrul menghitung “Satu, dua, tiga” Salsa dan
Anggin melompat bersamaan. Diam-diam Fahrul memotret Anggin dan Salsa kemudian
mereka memasukkannya foto itu ke facebooknya.
Mengetahui hal itu, Anggin marah dan
membatalkan lomba. Anggin tak mau Fahrul memasukkan foto itu ke facebook karena ia tidak mengenakan jilbab.
Karena Anggin marah, mereka
memutuskan untuk pulang. Di jalan Anggin memohon agar Fahrul menghapus foto
itu. Fahrul setuju. Tapi karena jaringan
lambat, memakan waktu lama.
Mereka pun sampai di rumah Tante
Rita. Foto itu belum terhapus juga.
“Aku tak mau tahu. Foto itu harus
dihapus sebelum siang. aku tak mau menemani kamu lagi bercerita” Ancam Anggin.
Setelah azan duhur berkumandang,
Anggin bertanya lagi pada Fahrul “Bagaimana fotonya? Apa sudah terhapus?”
“Sudah” jawab Fahrul.
Anggin mengambil ponsel Fahrul dan
memeriksa facebooknya. Ternyata sudah terhapus.
Sebenarnya Anggin dan Salsa salah
sangka sama Fahrul. Menyadari kekeliruannya, Anggin dan Salsa meminta maaf pada
Fahrul.
“Kalian pergi salat” perintah tante
Rita.
Mereka serempak meninggalkan tempat
duduknya dan pergi salat bareng dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan
hidangan penutup, es buah.
Anggin dan Salsa memutuskan untuk
tidur siang.
Menejelang sore, Tante Rita mengajak
Anggin dan Salsa pergi ke kebun mengambil nangka dan buah pisang.
“Kita akan mengambil pisang mentah
untuk dibuat keripik”
Tante Rita punya banyak kebun. Kebun
yang didatangi adalah kebun yang berada di belakang rumah. Lumayan jauh.
Jalanan licin dan becek karena musim hujan. Waktu dipenurunan, Anggin terjatuh.
Celananya kotor penuh lumpur. Salsa dan Tante Rita membantu membangunkan Anggin
yang terjatuh. “Bagaimana? Ada yang sakit”
“Tidak Tante” jawab Anggin sambil
mencoba membersihkan celananya.
Saat Tante Rita menebang pohon
pisang, Anggin dan Salsa mencari nangka.
Ternyata nangkanya belum ada yang matang.
Di rumah Anggin dan Salsa
bersama-sama membuat keripik pisang, Salsa menggoreng pisang, dan Anggin
membumbuinya dengan bumbu belado.
Tante Rita memanggil Andi dan Fahrul
untuk makan keripik pisang sambil foto bareng.
Hari Minggu siang, Andi, Fahrul, dan Anggin, pamit pulang.
Sambil membereskan barang-barangnya, mereka menyampaikan terima kasih dan
permohonan maaf kepada Tante Rita karena telah membebani mereka.
“Nanti kalau liburan, datang lagi
ya” kata Tante Rita ketika mereka naik di mobil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar